Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketegangan Mereda, K-Pop Kembali Jadwalkan Konser di China

Promotor konser China meminta izin bagi artis K-Pop Korea Selatan untuk tampil di negara tersebut. Hal ini menjadi tanda meningkatnya optimisme bahwa hubungan antara kedua negara sedang mencair.
Kim Jong UN berfoto bersama artis K-pop saat tampil di Pyongyang, Korea Utara/Reuters-Korean Central News Agency
Kim Jong UN berfoto bersama artis K-pop saat tampil di Pyongyang, Korea Utara/Reuters-Korean Central News Agency

Bisnis.com, JAKARTA – Promotor konser China meminta izin bagi artis K-Pop Korea Selatan untuk tampil di negara tersebut.

Hal ini menjadi tanda meningkatnya optimisme bahwa hubungan antara kedua negara sedang mencair.

Hubungan antara Beijing dan Seoul telah tegang sejak Korea Selatan sepakat pada tahun 2016 untuk menjadi tempat bagi sistem pertahanan rudal AS yang sangat ditentang oleh China.

Sejak saat itu, tidak ada musisi besar Korsel yang pernah tampil di China dan promotor tidak pernah mengundang artis Korea selama beberapa tahun karena persepsi bahwa pemerintah akan menolak aplikasi visa mereka.

Namun baru-baru ini mereka mengajukan permintaan Visa, menurutsumber yang dikutip Bloomberg, meskipun masih belum jelas apakah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China akan menyetujui permohonan tersebut.

Artis K-pop seperti BTS, yang tahun lalu menjadi band Korsel pertama yang menduduki puncak tangga lagu Billboard AS, belum bisa mendapatkan izin untuk tampil di China selama bertahun-tahun sebagai bagian dari gerakan melawan bisnis asal Korsel.

Keretakan hubungan tersebut mendorong China untuk meluncurkan serangkaian tindakan hukuman yang merugikan ekonomi Korsel. Itulah sebabnya pertaruhan atas izin ini bisa jauh lebih tinggi daripada nasib beberapa konser.

"Orang-orang bersiap-siap. Ada banyak uang di sana (Korsel)," kata Archie Hamilton, direktur pelaksana promotor musik China, Split Works, seperti dikutip Bloomberg.

Saham YG Entertainment Inc., yang mengelola BlackPink, naik 2,8% di bursa Korsel pada hari Rabu. Sementara itu, saham, JYP Entertainment Corp, agensi yang menaungi girlband Twice, naik 0,7%, sedangkan SM Entertainment Co menguat 3,3%.

Kemarahan China atas keputusan Korsel pada tahun 2016 yang menerapkan sistem Terminal High Altitude Area Defense (Thaad) berdampak besar terhadap hubungan kedua negara.

Agen-agen perjalanan China berhenti menawarkan paket wisata ke Korsel, izin toko-toko di raksasa ritel Korea Lotte Group tiba-tiba mulai ditangguhkan karena pelanggaran keselamatan kebakaran dan acara TV Korea mulai menghilang dari layanan streaming China.

Bank of Korea memperkirakan bahwa reaksi China menekan pertumbuhan ekonomi Korsel sebesar 0,4% pada tahun itu.

Namun, ada tanda-tanda bahwa kemarahan China memudar. Larangan tur sebagian dicabut pada tahun 2018, drama Korea Selatan kembali di TV dan lagu-lagu K-pop mulai kembali dipromosikan pada layanan streaming di China.

Bernie Cho, CEO DFSB Kollective mengatakan industri K-pop relatif tangguh meskipun ada larangan efektif terhadap pertunjukan karena minat atas sejumlah grup seperti BTS, Girls 'Generation dan BlackPink telah melonjak di China.

Ketegangan politik tidak menghambat upaya raksasa Internet Cina Tencent Holdings Ltd. dan Alibaba Group Holding Ltd. Untuk menjalin hubungan bisnis dengan tiga perusahaan musik terbesar Korea.

Berdasarkan data Badan Informasi Statistik Korsel, industri musik K-Pop menghasilkan penjualan senilai US$98 juta di China pada tahun 2016, yang menjadikannya pasar nomor 2 di luar negeri setelah Jepang, menurut Layanan Informasi Statistik Korea.

"K-Pop adalah pop internasional di Asia. Perusahaan-perusahaan China secara aktif menandatangani kesepakatan eksklusif dan berinvestasi di perusahaan musik, yang merupakan bukti meningkatnya kepercayaan terhadap pasar," ungkap Cho.

Tetapi artis K-pop menghasilkan lebih banyak uang dari konser luar negeri daripada dari penjualan musik sendiri. BTS, boyband Korsel pertama yang menduduki puncak tangga lagu Billboard, menghasilkan US$40 juta dari tur mancanegara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper