Bisnis.com, JAKARTA - Sultan Brunei Darusalam Haji Hassanal Bolkiah secara resmi memulai panen perdana padi asal Indonesia di kawasan Wassan Padi Field, Selasa (12/3/2019).
Panen perdana itu dihadiri Putra Mahkota dan kerabat Diraja serta para pejabat kementerian terkait. Beberapa duta besar negara sahabat di Bandar Seri Begawan, termasuk Duta Besar Republik Indonesia (RI), serta Direktur Utama dan jajaran manajemen PT. Biogene Plantation juga ikut menyaksikan panen perdana itu.
Momen tersebut menjadi peristiwa bersejarah bagi kerja sama pertanian Brunei Darussalam dan Indonesia karena padi yang dipanen Sultan Bolkiah merupakan padi hibrida varietas Sembada 188 produksi PT. Biogene Plantation, Indonesia.
Hasil panen padi tersebut diperkirakan mencapai 5,5-6,5 ton gabah kering giling per hektare, dua kali di atas rata-rata hasil panen varietas padi lain di Brunei Darussalam.
"Alhamdulillah, hasil panen diperkirakan sesuai dengan harapan dan ke depannya kembali akan dilakukan impor benih padi Sembada 188 oleh pihak Brunei," kata Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam Sujatmiko dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta dari KBRI di Brunei Darussalam, Rabu (13/2/2019).
Sebelumnya, Brunei mengimpor dua ton benih padi itu dari Indonesia untuk di tanam di lahan seluas 265 hektare. Kini, Brunei tengah dalam proses untuk kembali mengimpor benih padi Sembada 188 sebanyak 2,5 ton untuk musim tanam mendatang.
Sujatmiko mengapresiasi capaian itu dan mengatakan bahwa momen itu bisa dijadikan peluang untuk kerja sama lebih lanjut di sektor pertanian.
"Kesempatan ini seyogyanya juga diikuti dengan masuknya produk-produk penunjang pertanian seperti pupuk, traktor pengolah tanah, traktor penanam dan pemanen padi dan sebagainya," imbuh Sujatmiko.
Benih Padi Sembada 188 sebelumnya ditanam pada 29 Oktober 2018 dalam rangka Hari Keputeraan Sultan yang ke-72. Penanaman perdana itu juga dilakukan oleh Sultan Bolkiah.
Ke depan, Kementerian Sumber-sumber Utama dan Pelancongan Brunei Darussalam akan mengembangkan lahan pertanian baru seluas 500 hektar di kawasan Kandol, Belait.
Kawasan itu akan ditanami benih padi dengan produktivitas yang lebih tinggi dari benih padi lokal yang banyak ditanam saat ini, seperti Sembada 188.
Pemerintah Brunei berharap kebijakan itu dapat mendongkrak hasil tanam padi nasional Brunei dari 2.349 ton padi pada 2017 menjadi 3.000 ton pada 2018 dan 4000 ton pada 2020.