Bisnis.com, BANDUNG—Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK mencecar saksi Joseph Christopher Mailool dalam sidang lanjutan kasus suap proyek pembangunan Meikarta di Pengadilan Negeri Bandung, Rabu (30/1/2019).
Dalam sidang tersebut, Jaksa KPK membongkar peranan Joseph Christopher Mailool dalam pusaran perkara suap proyek Meikarta dengan menunjukan tangkapan layar percakapan pesan Whatsapp Christopher bersama Henry Jasmen dan Fitradjadja.
Jaksa juga membongkar soal peranan Joseph Christopher Mailool sebagai perantara terdakwa Billy Sindoro dengan terdakwa lain.
Dalam sejumlah bukti tangkapan layar percakapan Joseph Christopher Mailool, JPU menanyakan sejumlah pesan mencurigakan yang melibatkan dirinya. Didalamnya didapat sejumlah sandi yang mengarah kepada pengurusan izin pembangunan Meikarta yang sempat mandeg.
Berulang kali JPU mengingatkan Joseph Christopher Mailool untuk mengatakan keterangan yang sebenarnya, namun Christopher berulang kali memberikan keterangan yang berbelit saat dibacakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dibuat sendiri olehnya.
"Saudara jangan memberikan keterangan palsu, kami sudah tegaskan," tegas JPU KPK.
Joseph Christopher Mailool awalnya ditanya soal para terdakwa yakni Billy Sindoro, Henry Jasmen, Fitradjadja Purnama dan Taryudi. Dari keempat nama, Maillol hanya tidak mengenal Taryudi.
Joseph Christopher Mailool mengatakan perkenalannya dengan Henry Jasmen berawal saat dirinya bekerja untuk RS Siloam. Sementara perkenalannya dengan Fitradjadja dikenalkan oleh Henry Jasmen.
Ia mengaku perkenalan dirinya dengan Fitradjadja lantaran terkait urusan pembangunan bukan terkait pengurusan perizinan Meikarta yang mandeg.
"Yang saya tangkap pintar pembangunan," kata Joseph Christopher Mailool.
Pernyataan Joseph Christopher Mailool tersebut bertentangan dengan BAP yang dibuat oleh Christopher sendiri saat dilakukan penyidikan. Dalam BAP, Joseph Christopher Mailool mengatakan kepada penyidik bahwa Fitradjadja teman Henry bisa membantu pengurusan izin pembangunan Meikarta.
Namun, Joseph Christopher Mailool menyangkal bahwa BAP yang ia buat bermaksud menyatakan bahwa Henry yang mengatakan bahwa Fitradjadja bisa mengurusi perizinan Meikarta.
"Mohon maaf bukan merubah (BAP), tapi itu yang saya dengar dari Henry," kata Joseph Christopher Mailool.
"Setelah kenalan dengan Fitradjadja, komunikasi terkait perizinan Meikarta?," tanya jaksa.
"Saya ingat ada beberapa komunikasi, tapi nggak ingat pastinya," jawab Joseph Christopher Mailool.
Dalam persidangan, JPU juga membongkar peranan Christopher sebagai perantara antara Billy Sindoro dengan Hendry Jasmen dan Fitradjadja.
Semuanya berawal saat Henry menyampaikan ada problem terkait Meikarta. Namun saat ditanya oleh jaksa, Christopher tak menjawab secara tegas problem yang dimaksud merupakan masalah perizinan Meikarta.
"Problem yang dimaksud perizinan Meikarta?," tanya jaksa.
"Saya nggak bisa memastikan itu, cuma mendengar demikian dari Henry," jawab Joseph Christopher Mailool.
"Apakah henry menyampaikan problem itu perizinan Meikarta?," tanya jaksa lagi.
"Seinget saya tidak, tidak spesifik," kata Joseph Christopher Mailool.
Jaksa kebingungan akan jawaban dari Christopher soal problem yang dimaksud. Joseph Christopher Mailool menjawab hanya menyampaikan ada problem ke Billy tanpa menyebut problem apa yang dimaksud.
"Saya sampaikan sekedar bilang itu Pak Henry yang kenal di Siloam ada problem. Karena setahu saya Billy kenal dengan Henry," kata Joseph Christopher Mailool.
Jaksa lalu menanyakan secara langsung apakah komunikasi Billy dengan Henry melalui Christopher. Dia mengakui memang beberapa kali dimintai oleh Henry menyampaikan sesuatu kepada Billy.
"Itu komunikasi melalui apa? Ada gak soal Meikarta?," tanya JPU.
"Seinget saya itu jadi Pak Billy sendiri orangnya sangat tertutup, dari dulu juga gitu. Jadi saya dimintakan tanya-tanya," kata Christopher.
"Ketika Billy mau komunikasi ke Fitradjadja melalui saksi?" tanya jaksa.
"Saya rasa tidak selalu. Pernah (Billy) meminta mencari Henry," jaab Christopher.
Begitupun dengan Fitradjadja kepada Billy. Christopher mengatakan pernah Fitradjadja meminta untuk Christopher menyampaikan sesuatu ke Billy.
"Ada beberapa kali. Tapi seinget saya terima telepon-telepon dari pa Fitra, saya sampaikan tolong hubungi saja langsung," kata Josep Christopher Mailool.
"Terkait perizinan Meikarta?," kata jaksa.
"Saya nggak tahu spesifiknya," jawan Josep Christopher Mailool.
Nama Christopher muncul dalam dakwaan saat pembangunan Meikarta dihentikan sementara karena masalah perizinan.
Saat proses penghentian sementara itu, Henry Jasmen sebagai konsultan proyek Meikarta dihubungi keponakan Billy, Josep Christopher Mailool, yang mengaku bisa menyelesaikan pengurusan perizinan pembangunan proyek Meikarta yang belum selesai.
Setelah itu, Henry Jansen mengajak dua rekannya yaitu Fitradjaja dan Taryudi. Mereka langsung bergerak memberikan SGD 90 ribu ke Yani Firman yang merupakan Kepala Seksi Pemanfaatan Ruang pada Bidang Penataan Ruang Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Pemprov Jawa Barat demi mempercepat proses penerbitan Rekomendasi Dengan Catatan (RDC).
Sementara itu, sidang masih terus berlanjut untuk keterangan saksi yang lainnya.