Bisnis.com, JAKARTA— Rencana Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) menutup lokasi wisata Taman Nasional Komodo selama satu tahun mendapat penolakan dari Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyampaikan penolakan tersebut saat ditanyakan wartawan du Gedung Sapta Pesona. "Tidak relevan menutup Taman Nasional Komodo," ujar Arief, Rabu, 30 Januari 2019.
Sebelumnya, Pemerintah Nusa Tenggara Timur berencana menutup lokasi wisata Taman Nasional Komodo dari kunjungan wisatawan selama satu tahun sebagai upaya meningkatkan jumlah populasi komodo dan juga rusa yang menjadi makanan utama hewan langka tersebut.
"Pemerintah NTT akan melakukan penataan terhadap kawasan Taman Nasional Komodo agar menjadi lebih baik, sehingga habitat komodo menjadi lebih berkembang. Kami akan menutup Taman Nasional Komodo selama satu tahun," kata Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat ketika ditemui di Kupang, Jumat (18/1/2019).
Namun, dia tidak menjelaskan waktu penutupan kawasan Taman Nasional Komodo tersebut. Viktor mengatakan, penutupan Taman Nasional Komodo guna mempermudah pemerintah daerah menata kawasan wisata itu.
Alasan Gubernur NTT melakukan itu karena kondisi habitat komodo di Kabupaten Manggarai Barat, ujung barat Pulau Flores itu sudah semakin berkurang serta kondisi tubuh komodo yang kecil sebagai dampak dari berkurangnya rusa yang menjadi makanan utama komodo.
"Kondisi tubuh komodo tidak sebesar dulu lagi, karena populasi rusa sebagai makanan utama komodo terus berkurang karena maraknya pencurian rusa di kawasan itu," tegas Viktor.
Orang nomor satu di provinsi berbasis kepulauan ini merasa khawatir apabila rusa semakin berkurang, maka tidak menutup kemungkinan komodo akan saling memangsa untuk mempertahankan hidup.
"Insting sebagai binatang akan muncul apabila rantai makanan komodo berkurang. Apabila makanan utamanya melimpah, maka instingnya akan berbeda. Hal itulah yang mendorong pemerintah melakukan penataan kawasan komodo dengan menutup sementara kawasan itu dari kunjungan wisatawan selama satu tahun," ujar Viktor.
Sulitkan Agen Perjalanan
Menanggapi hal tersebut Menteri Arief Yahya mengatakan rencana tersebut menyulitkan agen perjalanan wisata. Bila Taman Nasional Komodo ditutup, agen perjalanan akan kebingungan menawarkan paket wisata. "Mereka bergerak menjual, mengiklankan, lalu tiba-tiba ditutup, siapa yang tanggung jawab?" ujarnya. "Kepastian itu yang lebih penting."
Menteri Arief Yahya mengatakan pendapat dia tadi sesuai dengan yang pernah disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla. "Pak JK bilang tidak relevan menutup Taman Nasional Komodo," tuturnya.
Saat ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan mengadakan pertemuan dengan pihak terkait untuk membahas polemik Taman Nasional Komodo. "Sudah ada undangan dari Kementerian LHK," katanya.