Bisnis.com, JAKARTA – Satu dekade setelah krisis keuangan menggema di World Economic Forum, Davos, para eksekutif elit yang akan berkumpul di sana pekan ini telah bangkit kembali. Kini mereka menjadi jauh lebih kaya dari 10 tahun lalu
David Rubenstein telah menggandakan kekayaannya sejak 2009, sedangkan kekayaan Jamie Dimon melonjak lebih dari tiga kali lipat. Adapun Stephen Schwarzman telah meningkatkan kekayaannya enam kali lipat.
Ini adalah pertunjukan yang luar biasa mengingat gejolak ekonomi dan politik dalam satu dasawarsa terakhir, dari Lehman Brothers, Brexit, hingga Donald Trump. Berdasarkan tim analis Bloomberg, ekonomi sejumlah peserta Davos pada tahun 2009 telah melonjak hingga US$175 miliar, bahkan ketika kekayaan rumah tangga AS rata-rata mengalami stagnasi.
Data tersebut mengilustrasikan kesenjangan yang semakin melebar antara yang kaya, yang hanya 0,1% dari populasi, dan yang tidak dalam pemetaan ekonmi global. Laporan UBS dan PwC Billionaires Insights menunjukkan bahwa kekayaan miliarder global telah tumbuh dari US$3,4 triliun pada tahun 2009 menjadi US$8,9 triliun pada tahun 2017.
Di sisi lain, sebuah laporan dari Oxfam pada hari Senin mengungkapkan bahwa belahan dunia termiskin melihat kekayaan mereka turun sebesar 11% tahun lalu.
Tindakan bank sentral untuk memerangi krisis keuangan dengan rekor suku bunga rendah dan program pembelian obligasi telah menopang kekayaan besar ini dengan menaikkan harga saham dan aset lainnya.
"Sepuluh tahun yang lalu, di posisi terendah pasar, apa yang ingin Anda miliki adalah modal dan jika Anda memiliki modal, Anda melakukannya dengan sangat baik," kata Michael Hartnett, kepala analis investasi Bank of America Corp, seperti dikutip Bloomberg.
Ini berarti para peserta konferensi, yang sebagian besar pria, memberikan lebih banyak otoritas dan visibilitas daripada sebelumnya.
Jamie Dimon kembali ke WEF dengan JPMorgan Chase & Co. yang lebih besar dan lebih menguntungkan dari sebelumnya. Adapun Stephen A. Schwarzman telah membangun Blackstone Group LP menjadi manajer aset alternatif terbesar di dunia dengan aset US$457 miliar pada 30 September 2018, naik dari US$95 miliar pada akhir 2008.
Davos tetap sepopuler dulu. Forum yang tahun ini menggelar tema Globalisasi 4.0 diperkirakan akan dihadiri oleh 3.000 orang. Tahun ini, George Soros mengadakan makan malam di mana ia akan berbicara dan Dimon dan mengadakan pesta koktail.
Sementara itu, Bill Gates akan kembali hadir ke Davos, seperti halnya pendiri Carlyle Group, Rubenstein, yang menjadi pembawa acara di Bloomberg Television dan telah melipat gandakan kekayaannya selama satu dasawarsa terakhir.
Keberhasilan miliarder sulit untuk dibayangkan satu dekade yang lalu, ketika pertemuan itu ditandai oleh ketakutan, kemarahan, dan kepahitan.
"Semua orang yang saya ajak bicara mengatakan ini Davos yang paling menyedihkan yang pernah mereka kunjungi," kata akademisi Kenneth Rogoff pada pertemuan pada tahun 2009. "Moodnya sangat tertekan."
Tahun-tahun berikutnya telah memberikan banyak alasan bagi para peserta untuk bersorak. Pemilik bisnis dan pemodal telah mendapat manfaat dari pasar bullish terpanjang dalam sejarah, sementara manfaat dari era uang murah dan pemotongan pajak AS baru-baru ini sebagian besar mengalir ke orang kaya.
Bahkan ketika laporan pertemuan dan agenda telah berulang kali berfokus pada ketidaksetaraan salah satu risiko utama bagi masyarakat, kesenjangan ekonomi global semakin meningkat.
"Krisis keuangan adalah jenis peristiwa yang mengguncang segalanya, tetapi itu tidak terjadi 10 tahun yang lalu," kata Anand Giridharadas, penulis 'Winner Takes All: The Elite Charade of Chaning the World.
Bagi mereka yang memiliki aset minimal atau tanpa aset sama sekali, ini merupakan dekade yang lebih menantang. Upah telah mengalami stagnasi dan sementara pasar modal meningkat, lebih sedikit orang dewasa AS yang berinvestasi di pasar saham dibandingkan tahun 2009.
Sementara itu, kompensasi untuk pejabat eksekutif di perusahaan-perusahaan terbesar di Amerika saat ini mencapai 312 kali lipat rata-rata upah tahunan pekerja biasa, dibandingkan dengan sekitar 200 kali pada tahun 2009, 58 kali pada tahun 1989 dan 20 kali pada tahun 1965, menurut laporan oleh Economic Policy Institute di tahun 2018.
Gejolak baru-baru ini di pasar saham bagi sebagian peserta mungkin berarti kilas balik ke 2009. Saham AS pada tahun 2018 mencatat tahun terburuk sejak krisis keuangan sementara minyak berakhir dengan kemerosotan kuartalan tertajam sejak 2014.
Selain itu, masih banyak risiko membayang tahun ini. dari Inggris yang akan keluar dari Uni Eropa hingga pembicaraan perdagangan AS-China dan pertikaian yang berkelanjutan antara Presiden Donald Trump dan Kongres atas anggaran.
Lonjakan kekayaan miliadrer tahun 2009-2019
Miliarder | 2009 | 2019 | Perubahan |
Mukesh Ambani | US$16 miliar | US$43,8 miliar | 174% |
Marc Benioff | US$700 juta | US$6,5 miliar | 823% |
Michael Dell | U$9,2 miliar | US$26,4 miliar | 187% |
Jamie Dimon | US$400 juta | US$1,5 miliar | 27% |
Bill Gates | US$50,8 miliar | US$94,5 miliar | 86% |
Rupert Murdoch | US$3,2 miliar | US$18,3 miliar | 472% |
Mark Zuckerberg | US$3 miliar | US$58,6 miliar | 1.853% |
David Rubenstein | US$1,3 miliar | US$2,7% miliar | 108% |
Stephen Scwarzman | US$2,1 miliar | US$12,3 miliar | 486% |
Sumber: Bloomberg Billionaires Index