Bisnis.com, JAKARTA – Israel menyatakan akan mengadakan pemilihan umum lebih awal pada bulan April, ungkap juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Twitter, Senin (24/12/2018).
"Para pemimpin koalisi memutuskan dengan suara bulat untuk membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan baru pada awal April," kata juru bicara tersebut, mengutip dari pernyataan yang dikeluarkan oleh koalisi politik Netanyahu.
Dilansir Reuters, keputusan pemilu lebih awal tersebut menyusul adanya krisis koalisi atas undang-undang wajib militer yang memengaruhi pembebasan dari layanan wajib bagi warga pria Yahudi Ortodoks.
Baca Juga
Netanyahu yang saat ini dalam masa jabatan keempat sebagai perdana menteri telah memerintah dengan mayoritas tipis 61 kursi dari 120 anggota parlemen. Dia juga menjadi ketua partai sayap kanan Likud.
Rencana pemilu ini jauh lebih awal dibandingkan ketentuan perundang-undangan Israel yang mensyaratkan pemilihan harus diadakan pada November 2019.