Bisnis.com, JAKARTA — Partai Demokrat menganggap perobekan baliho dan poster yang dipasang untuk menyambut Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono tidak sesepele yang diucapkan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan bahwa ini karena dia sendiri yang paling tahu peristiwa tersebut.
“Karena waktu kami di sana pagi itu atau setelah kami tiba, malam sekitar jam 1 saya keliling di Kota Pekanbaru melihat, eh masih bagus, masih lengkap. Tapi satu jam kemudian sudah rata itu semua,” kata Hinca di kediaman SBY, Jakarta, Selasa (18/12/2018).
Hinca menjelaskan bahwa bahkan bukan hanya satu atau dua baliho yang dirusak, tapi ada ratusan. Ribuan bendera yang telah berkibar juga tak luput dari perusakan.
Mengetahui itu, dia bersama tim investigasi yang dinamakan Rajawali segera menyisir seluruh lokasi.
Tim Rajawai lalu menemukan pelaku yang sedang beraksi dan tertinggal kawannya saat menuju ke sepeda motor.
“Dia [pelaku] lompat tidak dapat toh. Jadi tertinggal dia. Kemudian kita ambil. Lalu dia menceritakan siapa saja nama-namanya, berapa banyak, dan seterusnya. Dia menyebut banyak [yang melakukan],” ucap Hinca.
Oleh karena itu, Demokrat tengah mengadakan rapat darurat menuntaskan masalah ini termasuk menyikapi pernyataan Wiranto.
Sebelumnya Wiranto menuturkan bahwa pelaku perusakan atribut Partai Demokrat di Pekanbaru Riau pada Sabtu (15/12/2018) adalah oknum partai tertentu, yaitu Partai Demokrat dan PDI Perjuangan (PDIP).
Wiranto menyampaikan hal itu dalam keterangan persnya kepada wartawan di Jakarta, Minggu (16/12/2018). Dikutip dari video keterangan tersebut di akun Twitter @wiranto1947, bahwa kasus perusakan atribut Partai Demokrat bukanlah rekayasa pemerintah untuk mengganggu persiapan pemilihan umum 2018.
“Ternyata Pak Kapolri cepat sekali mengusut dan ternyata perbuatan dari oknum partai tertentu, dari PDIP dan Demokrat. Sudah ditangkap, dan mereka tidak atas perintah, tidak atas kebijakan pimpinan partai politik, tetapi karena insubornasi, tidak mematuhi perintah. Mereka melakukan atas inisitaif untuk mendapat pujian dan pahala,” jelas Wiranto didampingi Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.