Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mempertimbangkan akan ikut “berperang” dalam Pemilihan Presiden 2019. Sampai saat ini belum ada arahan lebih lanjut kepada kader Demokrat
“Belum ada [komunikasi lagi],” kata Ketua Divisi Komunikasi Publik Demokrat Imelda Sari melalui pesan instan, Senin (17/12/2018).
Pertimbangan ini dipicu, karena kasus perobekan atribut dan baliho Demokrat yang menyambut kedatangan Yudhoyono (SBY) saat akan menghadiri pelantikan pengurus cabang, pembekalan caleg, dan ramah tamah bersama warga.
SBY heran kenapa diserang padahal tidak ikut bertarung dalam pemilihan presiden 2019.
“Begini teman-teman, saya ini kan bukan capres, saya tidak berkompetisi dengan Bapak Jokowi. Kompetisi ini antara Pak Prabowo dengan Pak Jokowi. It is not my war, it is not my competition. Bukan. Tapi mengapa justru saya dan Demokrat yang diserang dan dihancurkan seperti ini. Sekali lagi, ini bukan perang saya, kenapa saya dibeginikan?” katanya melalui video yang dikirim Tim Pemberitaan Demokrat, Sabtu (15/12/2018).
Dalam video itu presiden dua periode itu mencontohkan Amerika Serikat pada perang dunia kedua. Negeri Paman Sam yang sebenarnya tidak ingin terlibat pertarungan terpaksa harus ikut karena diserang dan diusik.
Baca Juga
Mengaca kasus tersebut, SBY masih memikirkan apakah akan ikut berperang atau tidak dalam perhelatan lima tahunan ini.
“Saya sedang merenung, bertafakur memohon petunjuk Allah apakah saya harus melibatkan diri dalam 'peperangan' yang frontal ini. Padahal, ini bukan perang saya. Pak Jokowi dengan Pak Prabowo,” ucapnya.