Bisnis.com, JAKARTA- Diskusi negara anggota PBB terkait aturan dalam Paris Agreement 2015 berlangsung cukup alot.
Diskusi yang harusnya berakhir pada 14 Desember tersebut ternyata diperpanjang hingga Sabtu (15/12/2018). Sejumlah menteri yang hadir tampaknya perlu
Penutupan pleno yang berulang kali diundur ini bisa jadi oertanda diplomasi lebih jauh masih perlu dilakukan.
Sejumlah negosiator yang tampak kelelahan, seperti dilansir Reuters, tampak kekuar dari lokasi pleno di Katowice, Polandia pada Sabtu subuh untuk beristirahat selama beberapa jam. Namun, sejumlah menteri dilaporkan masih terus berupaya menyamakan perbedaan pendapat.
Kendati demikian, Komisioner Perubahan Iklim Eropa Miguel Arias Canete tampak optimistos pada Sabtu pagi.
"Diskusi Perubahan Iklim.PBB berlangsung lebih lama. Versi terakhir draf persetujuan baru saja keluar... Sebuah kesepakatan untuk membuat operasional Perjanjian Paris bisa dilaksanakan," cuitnya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (15/12/2018).
Baca Juga
Sejauh ini, isu terakhir yang masih mengganjal dan terus dikejar adalah seputar janji negara maju untuk mengurangi emisi yang coba ditingkatkan oleh negara-negara yang rentan atas perubahan iklim.
Hal lain yang mencuat masih tetap mengenai mekanisme aturan perhitungan untuk pasar karbon ke depannya. Seoran negosiator senior mengatakan Brazil masih mempersoalkan terkait aturan hitungan ganda pemotongan emisi.
"Masih ada berbagai kemungkinan dan Brazil terus secara konstruktif bersama pihak lain mengupayakan adanya jalan keluar yang bisa diterapkan ke depan," kata Kepala Negosiator Brazil Antonio Marcondes.
Setiap negara memiliki tenggat waktu sendiri untuk.membuat buku aturan guna menyempurnakan detail Perjanjian Paris 2015 yang bertujuan membatasi peningkatan suhu global kurang dari 2 derajat celcius yang akan mulai berlaku pada 2020.
Diskusi di Katowice telah berlangsung selama dua Minggu dan seharusnya berakhir pada 14 Desember tetapi kemudian diperpanjang lantaran perbedaan kepentingan politik.