Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) akan tetap melanjutkan dukungannya pada koalisi pimpinan Arab Saudi dalam Perang Yaman.
Pasukan AS juga akan tetap terlibat dalam usaha memerangi pengaruh Iran dan kelompok militan di Negara Arab, menurut seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS yang tidak mau disebutkan namanya sebagimana dikutip Reuters, Senin (10/12/2018).
Sebelumnya, AS mendapat tekanan untuk segera mengakhiri dukungan militer terhadap Arab Saudi setelah terbunuhnya kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi. Khashoggi diduga dibunuh atas keterlibatan lingkaran dalam Kerajaan Arab Saudi di Turki beberapa waktu lalu.
"Memang ada tekanan dalam sistem kami untuk menarik dukungan dari konflik atau menghentikan dukungan kami terhadap koalisi. Namun demikian kami menentang dari sisi pemerintahan karena dukungan diperlukan," kata pejabat tersubut
Sejak pembunuhan Khashoggi, pemerintah AS mendapatkan tekanan dari internal mereka untuk segera menghentikan dukungan terhadap Arab Saudi. Tekanan salah satunya datang dari Senat AS.
Bulan lalu, Senat AS menggelar voting untuk mengajukan resolusi guna menghentikan dukungan militer AS terhadap Arab Saudi. Penghentian dukungan militer yang mereka serukan mencakup penjualan senjata dan pertukaran informasi intelijen.
Baca Juga
Desakan tersebut sempat membuat AS menghentikan pengisian bahan bakar AS atas pesawat koalisi pimpinan Arab.
Sementara itu, pasukan koalisi yang dipimpin Saudi di Yaman pada Minggu (9/12/2018) telah menerbitkan 17 izin bagi kapal pembawa logistik makanan dan produk minyak dari Pelabuhan Yaman. Di Swedia, di bawah koordinasi PBB berjalan upaya pembicaraan perdamaian yang merupakan pertama sejak dua tahun terakhir konflik di negara Timur Tengah tersebut.