Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan di akun Twitter-nya bahwa China telah setuju untuk "mengurangi dan menghapus" tarif impor mobil produksi AS.
Trump tidak memberikan rincian lain dalam postingan tersebut, yang dibuat tak lama setelah dia sepakat dengan Presiden China Xi Jinping untuk melakukan gencatan senjata perang dagang dalam pertemuan KTT G20 di Argentina.
China has agreed to reduce and remove tariffs on cars coming into China from the U.S. Currently the tariff is 40%.
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) December 3, 2018
Sementara itu, dalam briefing di Beijing beberapa jam setelah tweet tersebut, juru bicara kementerian luar negeri China, Geng Shuang menolak berkomentar tentang perubahan tarif mobil.
Jika direalisasi, langkah tersebut akan memberikan angin segar bagi perosahaan mobil mulai dari Tesla Inc hingga Daimler AG dan BMW AG, setelah tingginya tarif menekan penjualan di China, yang menjadi pasar mobil terbesar dunia.
Dikutip dari Bloomberg, tweet tersebut muncul setelah AS dan China menekankan hasil yang berbeda dari pertemuan antara Trump dan Xi. Sementara itu, China, yang menaikkan tarif pada mobil produksi AS yang masuk ke negara menjadi 40% di tengah perang dagang, belum membuat pengumuman serupa mengenai tarif otomotif.
Sebelumnya, China mengatakan pekan lalu bahwa tarif pada mobil asal AS akan menjadi 15% jika tidak ada sengketa perdagangan, dan mereka menyerukan negosiasi untuik mencapai solusi.
Menurut sumber yang tak disebutkan namanya, Pejabat China membahas kemungkinan menurunkan tarif impor mobil AS sebelum Xi bertemu Trump di Argentina, namun besaran dan waktu pengurangan tersebut masih belum diketahui.
Perang dagang telah melukai kinerja perusahaan mobil yang memproduksi di AS, dengan Mercedes-Benz dan BMW memperkirakan penurunan laba tahun ini karena tarif impor memaksa mereka untuk menaikkan harga di China.
Penjualan mobil di China juga menurun selama lima bulan berturut-turut pada Oktober, membawa pasar lebih dekat ke penurunan tahunan pertamanya dalam setidaknya dua dekade terakhir.
Pengurangan tarif menguntungkan Daimler dan BMW lebih dari produsen mobil AS lain seperti General Motors Co. atau Ford Motor Co, karena keduan merek mobil mewah Jerman tersebut mendominasi daftar 10 teratas impor kendaraan ke China.
"Tidak ada yang paling diuntungkan sebanyak produsen Jerman seperti BMW dan Daimler di China," ungkap Janet Lewis, seorang analis di Macquarie Capital Securities, seperti dikutip Bloomberg.
"Untuk jangka panjang, China memiliki lebih banyak keuntungan dari perdagangan bebas di sektor otomotif, dengan produsen lokal China seperti Guangzhou Automobile Group Co dan Geely Automobile Holdings Ltd. ingin melebarkan sayap ke luar negeri,” katanya.
"Jika China membatalkan tarif pada mobil impor high-end, hal tersebut seharusnya menguntungkan dealer karena harga akan lebih rendah," kata Angus Chan, analis di Bocom International.