Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menyebut negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) masih menghadapi isu dan tantangan besar dalam kesehatan.
Tantangan itu, sebut Nila, mencakup masih tingginya beban penyakit, rendahnya kapasitas produksi industri farmasi, dan keterbatasan akses terhadap obat.
"Kita prihatin dengan tingginya angka kematian dan jumlah penduduk sakit di banyak negara OKI. Pada 2015, penyakit menular menjadi penyebab 30% kematian di negara OKI," kata Nila dalam pembukaan pertemuan kepala regulator obat dan makanan negara OKI di Jakarta pada Rabu (21/11/2018).
Berdasarkan laporan kesehatan negara OKI yang dipublikasi Statistical Economic and Social Research and Training Center for Islamic Countries pada 2017, angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding rata-rata negara non-OKI sebesar 24% dan dunia yang mencapai 22%.
Nila menambahkan, sejumlah negara OKI juga masih menghadapi epidemi penyakit menular yang sebenarnya bisa dicegah. Hal tersebut tidak terlepas dari faktor rendahnya akses obat-obatan, termasuk vaksin, dan sistem regulasi pengawasan obat yang belum memenuhi standar.
Dalam hal kapabilitas produksi farmasi, negara OKI juga menunjukkan ketergantungan pasar internasional yang besar. Kondisi tersebut terlihat dari peningkatan impor negara OKI terhadap produk farmasi dari US$5,7 miliar pada 2010, menjadi US$ 8,1 miliar pada 2015 atau naik 42%.
Baca Juga
Peningkatan kapabilitas regulator obat dan makanan di negara OKI, ungkap Nila, dapat menjadi jalan keluar permasalahan kesehatan yang tengah dihadapi sebagian negara OKI tersebut. Negara OKI dapat memulai peningkatan kapabilitas tersebut dengan akselerasi menuju kemandirian sehingga tidak tergantung dengan regulator internasional seperti WHO.
Sebagai centre of exellence pengawas obat dan makanan yang ditunjuk oleh OKI, Nila juga berharap Indonesia dapat menjadi contoh penyelenggaraan sistem pengawasan obat dan makanan serta mampu membagi pandangan dengan negara OKI lainnya sehingga meningkatkan kemandirian negara OKI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel