Bisnis.com, JAKARTA – Pada gambar pertama, seorang Dewi Keadilan terlihat melarikan diri dari Venezuela. Sementara dalam kondisi itu, tangan kanannya memegang pedang, sedangkan tangan kirinya memegang sebuah koper.
Pada gambar kedua, seorang anak sedang menangis sembari memberitahu ayahnya bahwa dia tidak ingin lagi memulai sekolah. Sang ayah menatap sedih sambil menatap daftar perlengkapan sekolah yang mahal. “Aku juga, putraku”.
Pada gambar terakhir, seorang warga Venezuela terlihat berlari menuju pesawat luar angkasa asing sembaru memohon bantuan.
Pencipta kartun politik yang menggugah ini adalah Gabriel Moncada, seorang anak sekolah berusia 13 tahun dari Venezuela.
Dilansir Reuters, anak berkacamata itu selalu menikmati menggambar binatang dan mobil. Akan tetapi beberapa tahun yang lalu mulai membuat sketsa rasa putus asa rekan-rekannya dalam menghadapi hiperinflasi, imigrasi massal dan kekurangan makanan sampai obat-obatan.
"Anak-anak mulai menyadari [apa yang terjadi di Venezuela], karena mereka tidak terlalu sering pergi ke bioskop, mereka menyadari bahwa mereka tidak bisa tinggal di jalanan terlambat, tidak banyak makanan di rumah atau produk yang sama," kata Moncada seperti dilansir Reuters, Jumat (19/10/2018).
“Gambar-gambar adalah cara untuk mengekspresikan diri. Saya pikir ini adalah cara yang kreatif, menyenangkan, dan berbeda untuk menunjukkan masalah yang kita alami setiap hari,” katanya.
Ibunya, jurnalis radio berusia 46 tahun bernama Cecilia Gonzalez, mulai menerbitkan kartun anaknya di halaman akun Facebook-nya pada akhir 2016.
Teman yang terkesan dengan karya itu, buru-buru meminta untuk mempublikasikannya di situs TeLoCuentoNews. Alhasil kini setiap hari Jumat selama hampir dua tahun mereka telah muncul di laman itu.
"Ini adalah bagaimana Gabo melihatnya [peristiwa di Venezuela]," mengacu pada julukan Moncada.
Menurut lembaga migrasi dan pengungsi PBB, krisis ekonomi Venezuela telah memaksa hampir 2 juta orang mengungsi sejak 2015. Presiden Nicolas Maduro membantah penghitungan itu. Dia mengatakan bahwa mereka telah dibesar-besarkan oleh musuh politik, dan telah berusaha untuk kembali.
Ibu Moncada mengatakan bahwa keluarga awalnya mencoba untuk melindunginya dari realitas peluruhan negara. Akan tetapi mereka menyerah karena masalah menjadi semakin jelas.
"Tidak ada yang seperti dulu, dan mereka menyadari itu. Anda membawa anak-anak Anda ke sekolah dan ada tiga atau empat anak yang makan dari sampah di sudut," kata Gonzales.
Karya-karya Moncada lainnya seperti menunjukkan banyak orang yang makan dari tempat sampah. Karya itu juga menunjukkan dua ekor tikus di bawah tumpukan sampah ketika tangan manusia menggali di atasnya.
Semakin banyak orang yang makan dari tempat sampah muncul di salah satu sketsa Moncada, yang menunjukkan dua tikus berdiri di bawah tumpukan sampah ketika tangan manusia menggali di atasnya.
Satu tikus bertanya, "Di mana makanannya?" Yang lainnya menjawab "Mereka telah mengambilnya dari kami."