Bisnis.com, JAKARTA - Menurut data posko pendidikan, sebanyak 193 sekolah di Pulau Sumbawa mengalami kerusakan. Setidaknya 767 ruang kelas memerlukan perbaikan agar proses belajar mengajar kembali normal.
Untuk menyegerakan kembalinya proses belajar mengajar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyalurkan bantuan berupa tenda untuk ruang kelas darurat.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menyampaikan bahwa perbaikan sekolah rusak kategori berat akan dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR).
Namun, untuk perbaikan kerusakan kategori ringan dan sedang akan dilakukan oleh Kemendikbud.
Saat meninjau ruang-ruang kelas darurat di Sekolah Dasar (SD) Negeri Labuan Alas dan Sekolah Luar Biasa (SLB) Alas Kabupaten Sumbawa, Muhadjir mengimbau agar pemerintah daerah bersama posko pendidikan dapat memperbaiki kondisi tenda.
Sirkulasi udara dan kebersihan ruang belajar darurat tersebut menjadi perhatian utama mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.
Penyediaan Ruang Kelas Belajar Sementara (RKBS) di Pulau Sumbawa ditargetkan selesai pada akhir bulan November. Kemudian akan dilanjutkan dengan pengerjaan bangunan permanen.
Pembangunan bangunan fasilitas pendidikan terdampak gempa berdasarkan hasil verifikasi tim gabungan.
"Di Sumbawa dan Sumbawa Barat terdapat 76 titik, total terdapat 170 RKBS," ujar Koordinator Sementara Posko Kementerian PUPR, di Pulau Sumbawa, Samsi Gunarta dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis dari Kemendikbud, Sabtu (13/10/2018).
Pemasangan RKBS dilakukan di lingkungan sekolah terdampak. Kecuali bagi sekolah yang tidak memiliki ruang, maka pengerjaan bangunan permanen segera dilakukan. Pemasangan RKBS akan ditempatkan sesuai permintaan kepala sekolah.
Samsi mengatakan sebelum masa transisi usai di bulan Februari 2019, perbaikan permanen sudah bisa dimulai. Usai pembangunan permanen tuntas, RKBS yang dipasang dapat dibongkar kembali. Untuk kemudian disimpan dan digunakan jika diperlukan bilamana terjadi bencana di masa mendatang.