Bisnis.com, JAKARTA - PBB pada Rabu (10/10/2018) menyampaikan keprihatinan yang mendalam mengenai nasib Jamal Khashoggi, wartawan Arab Saudi yang hilang pada 2 Oktober di Turki.
"Kami tetap sangat prihatin mengenai nasib Jamal Khashoggi," kata Stephane Dujarric, Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB.
"Apa yang diserukan oleh rekan kami dari kelompok hak asasi manusia ialah Pemerintah Turki dan Arab Saudi bekerjasama dalam penyelidikan. Kami sangat mengharapkan bisa memperoleh informasi mengenai kasus ini," kata Dujarric dalam taklimat harian, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis (11/10/2018) pagi.
PBB mengikuti masalah tersebut secara seksama, katanya.
Sementara, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres belum secara pribadi ikut-campur, kata Dujarric --yang menyatakan PBB tidak ikut dalam penyelidikan hilangnya Khashoggi.
Pada Senin (8/10/2018), peraih Hadiah Nobel Perdamaian 2011 Tawakkol Karman menyeru masyarakat internasional agar menekan para pejabat Arab Saudi mengenai hilangnya Khashoggi setelah ia memasuki Konsulat Arab Saudi di Ankara pada 2 Oktober.
"Jika (Jamal) Khashoggi ditahan, kami menuntut pembebasannya segera," kata pegiat hak asasi manusia dari Yaman itu.
"Dinas intelijen rejim Arab Saudi bertanggung-jawab," kata wanita pegiat tersebut, yang berikrar ia "takkan bungkam mengenai apa yang terjadi pada Khashoggi".
Polisi Turki yang menyelidiki kasus itu telah mengatakan di dalam satu pernyataan pada Sabtu (6/10/2018) bahwa 15 warga negara Arab Saudi, termasuk beberapa pejabat, tiba di Istanbul dengan naik dua pesawat dan memasuki Konsulat Arab Saudi saat Khashoggi berada di dalam.
Jak penuntut umum Istanbul sedang menyelidiki peristiwa tersebut, sementara Konsulat Arab Saudi mengatakan di Twitter bahwa konsulat itu sedang berkoordinasi dengan Pemerintah Turki.
Wartawan Terkenal
Siapa Jamal Khashoggi? Jamal Khashoggi, seorang wartawan terkenal pro-pembaruan Arab Saudi, hilang pada 2 Oktober --tanpa meninggalkan jejak-- setelah memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Menurut Turan Kislakci, Kepala Perhimpunan Media Turki-Arab, Konsulat Arab Saudi sejauh ini telah gagal menyedikan penjelasan yang meyakinkan mengenai keberadaan Khashoggi.
Jamal Khashoggi, yang dilahirkan pada 14 Oktober 1958, adalah kolumnis The Washington Post, wartawan dan penulis terkenal.
Pada 1982, Khashoggi meraih gelar sarjana mudanya di bidang Administrai Bisnis dari Indiana State University di Amerika Serikat.
Sepanjang awal 1980-an, Khashoggi bekerja sebagai koresponden luar negeri di beberapa negara, termasuk Afghanistan, Aljazair dan Sudan.
Selain bekerja untuk beberapa surat kabar terkenal --termasuk harian Asharq Al-Awsat, yang berpusat di London, Khashoggi menjadi Wakil Redaktur Pelaksana Arab News, harian berbahasa Inggris yang berpusat di Arab Saudi, dari penghujung 1990-an sampai 2003.
Setelah itu, ia menjadi Redaktur Pelaksana di harian Arab Saudi, Al-Watan, sebelum mundur dari jabatannya pada 2010, setelah ia meraih pengakuan internasional karena sumbangannya.
Ia juga menjadi penasihat media untuk Pangeran Turki al-Faisal selama masa jabatan Pangeran Turki sebagai duta besar Arab Saudi untuk London dan Washington.
Selama beberapa tahun belakangan, Khashoggi membuat kesal pemerintah dengan mendukung aksi perlawanan Arab Spring 2011 --yang ditentang oleh pemimpin Arab Saudi-- dan mengeritik konflik pimpinan Arab Saudi saat ini di Yaman.