Bisnis.com, ANKARA — Presiden Turki Tayyip Erdogan memerintahkan para menterinya berhenti menggunakan jasa konsultasi dari perusahaan asal Amerika Serikat McKinsey.
Perintah tersebut keluar setelah pihak oposisi mengkritik keras kerja sama antara Pemerintah Turki dan McKinsey.
Menteri Keuangan Turki Albayrak bulan lalu mengumumkan bahwa Turki memutuskan bekerja sama dengan McKinsey sebagai upaya implementasi program ekonomi jangka menengah.
Keputusan tersebut mendapat reaksi negatif dari oposisi. Kemal Kilicdaroglu, pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP), menuduh Erdogan berpihak pada perusahaan konsultan Amerika terlepas dari hubungan diplomatik dengan Washington yang tengah memanas.
"Orang ini [Kilicdaroglu] mencoba menyudutkan kita dengan mempertanyakan perusahaan konsultan yang sudah kita bayar untuk membantu mengatur ekonomi kita," kata Erdogan.
Hal itu disampaikan Erdogan di depan para anggota Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) pimpinannya sebagaimana diberitakan Reuters, Sabtu (6/10/2018).
"Supaya ia tidak mendapat kesempatan itu, saya perintahkan semua menteri untuk tak lagi menerima bantuan dari mereka [McKinsey]," tegas Erdogan.
McKinsey belum memberikan komentar atas kebijakan baru tersebut.