Kabar24.com, JAKARTA — Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin membuktikan janjinya untuk mundur sebagai bakal calon anggota legislatif atau caleg setelah menggenggam jabatan Komisaris PT Angkasa Pura I (Persero).
Pada 17 Juli, Partai Golkar mendaftarkan Ngabalin ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai bakal calon anggota DPR dari Daerah Pemilihan Sulawesi Tenggara (Sultra) nomor urut 2. Beberapa hari kemudian, Ngabalin diplot Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno untuk menduduki kursi Komisaris Angkasa Pura I.
UU No. 7/2017 tentang Pemilihan Umum melarang seorang caleg memegang jabatan komisaris BUMN. Alhasil, Ngabalin mengundurkan diri sebagai bakal calon anggota DPR dan melanjutkan kiprahnya di BUMN.
Lalu, siapa pengganti Ngabalin? Berdasarkan dokumen Daftar Calon Sementara (DCS) Anggota DPR Dapil Sultra yang dirilis KPU, Golkar menempatkan Amin Ngabalin pada nomor urut 2.
Amin yang bertempat tinggal di Kota Manokwari, Provinsi Papua Barat, merupakan adik kandung Ali Mochtar Ngabalin. Di Partai Beringin, dia menduduki jabatan Wakil Ketua DPD I Golkar Papua Barat Bidang Pemuda dan Olahraga. Amin juga pentolan organisasi sayap parpol tersebut, Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Papua Barat.
Sebelumnya, Ketua DPD I Golkar Sultra Ridwan Bae mengakui bahwa pengunduran diri Ngabalin dapat mempengaruhi suara partainya dalam Pileg 2019. Apalagi, Ngabalin memiliki akar keluarga di Wakatobi, Sultra.
“Namun demikian, kami tetap optimistis Golkar dapat minimal satu kursi DPR RI untuk Dapil Sultra,” katanya.
Pada Pileg 2014, Dapil Sultra mendapat jatah lima kursi DPR yang terbagi rata untuk Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Mulai Pileg 2019, kuota daerah itu bertambah menjadi enam kursi.
Tidak mudah bagi Amin Ngabalin untuk melaju ke Senayan karena dia sendiri akan berhadapan dengan Ridwan Bae, rekan separtainya yang juga Anggota DPR. Belum lagi, ada petahana lain yang maju Pileg 2019 yakni Haerul Saleh dari Gerindra dan Umar Arsal dari Demokrat.
Selain itu, calon kepala daerah pilkada serentak 2018 turut meramaikan kontestasi. Mereka adalah bekas Calon Gubernur Sultra Rusda Mahmud dan dua mantan Calon Wakil Gubernur Sultra, Hugua dan Sjafei Kahar. Rusda maju lewat Demokrat, Hugua melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, dan Sjafei lewat PPP.
Walau kalah, para bekas calon kepala daerah itu tentu masih dapat menyerap sebagian suara yang mereka raih saat pilkada.