Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri RI masih terus membantu proses evakuasi warga negara asing (WNA) di pulau-pulau Gili, Lombok, demikian disampaikan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (8/8/2018).
Pascagempa pekan lalu di Lombok, Nusa Tenggara Barat(NTB), tim Kementerian Luar Negeri bersama Basarnas pada Rabu (8/8/2018) melakukan proses evakuasi yang difokuskan di pulau Gili Meno dan Gili Air.
Proses evakuasi di Gili Meno menggunakan kapal besar, sementara di Gili Air menggunakan perahu karet (rubber boat). Penggunaan moda transportasi tersebut disesuaikan dengan jumlah WNA yang dievakuasi.
Sampai saat ini, diperoleh informasi bahwa masih ada puluhan WNA di Gili Meno yang perlu dievakuasi. Sebanyak tiga orang WNA di pulau Gili Air memerlukan evakuasi.
Adapun sebagian WNA telah menyewa kapal warga sekitar untuk melakukan evakuasi mandiri ke Lombok dari kedua lokasi tersebut.
Sebelumnya, pada Selasa (7/8/2018), Tim Penanganan WNA Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Basarnas dan warga lokal Gili telah mengevakuasi lebih dari 350 orang, di mana sekitar 90 persennya WNA.
Baca Juga
Tim Penanganan WNA telah melakukan upaya evakuasi dari Bangsal sejak Senin (6/8) siang. Jumlah WNA di ketiga pulau Gili sekitar 2.000 orang dan lebih dari 1.800 WNA telah dievakuasi.
Tim Penanganan WNA Kementerian Luar Negeri telah menerima lebih dari 70 permohonan WNA yang membutuhkan bantuan evakuasi.
Permohonan bantuan untuk evakuasi tersebut datang dari beberapa kedutaan besar asing di Indonesia, antara lain Inggris, Prancis, Italia, Finlandia, Spanyol, Jepang, Ceko, dan Portugal.
Nomor Foreign Visitors Help Desk Kemlu (+62 878-6412-4151) juga menerima permohonan bantuan langsung dari relasi para WNA dari Jerman, Inggris, Amerika Serikat, Belgia, Spanyol, Portugal, Jepang, Prancis, Yunani, Belanda, Oman, dan Kuwait.