Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Venezuela Tangkap Enam Tersangka Terkait Ledakan Drone

Pemerintah Venezuela mengatakan bahwa mereka telah menahan enam orang terkait ledakan pesawat tak berawak (drone) saat Presiden Nicolas Maduro menyampaikan pidato di acara militer di Caracas.
Aksi massa menentang Presiden Venezuela Nicolas Maduro di Caracas, Venezuela (19/4/2017)./Reuters
Aksi massa menentang Presiden Venezuela Nicolas Maduro di Caracas, Venezuela (19/4/2017)./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA – Pemerintah Venezuela mengatakan bahwa mereka telah menahan enam orang terkait ledakan pesawat tak berawak (drone) saat Presiden Nicolas Maduro menyampaikan pidato di acara militer di Caracas.

Menteri Dalam Negeri Venezuela, Nestor Reverol mengetakan para tersangka meluncurkan dua pesawat tak berawak yang dilengkapi dengan bahan peledak di atas pawai yang diadakan Maduro di pusat kota Caracas untuk memperingati Garda Nasional.

Salah satu dari drone dapat dialihkan oleh pasukan keamanan, sementara yang kedua jatuh sendiri dan menabrak sebuah gedung apartemen, kata Reverol.

Serangan itu menyoroti tantangan Maduro dalam mempertahankan kontrol atas Venezuela yang diliputi oleh masalah kekurangan pangan dan obat-obatan dan telah memicu kemarahan dan keputusasaan di segala penjuru negeri.

"Aksi-aksi teroris ini mewakili tamparan pada Presiden Nicolas Maduro untuk melakukan rekonsiliasi nasional dan dialog," kata Reverol dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di televisi pemerintah, seperti dikutip Reuters..

Siaran televisi pemerintah dari unjuk rasa menunjukkan Maduro dikejutkan oleh ledakan. Presiden kemudian menggambarkan serangan yang melukai tujuh tentara tersebut sebagai upaya pembunuhan.

"Ada upaya pembunuhan, mereka berusaha membunuh saya," kata Maduro, seperti dikutip Reuters, Minggu (5/8/2018).

Reverol mengatakan salah satu tersangka memiliki surat perintah penangkapan luar biasa karena terlibat dalam serangan tahun 2017 terhadap pangkalan militer yang menewaskan dua orang, yang merupakan insiden yang terjadi setelah empat bulan protes anti pemerintah.

Sementara itu, tersangka kedua pernah ditahan selama gelombang protes anti Maduro pada tahun 2014 tetapi telah dibebaskan melalui  “manfaat prosedural," lanjut Reveol memberikan penjelasan lebih lanjut.

Penangkapan itu menunjukkan serangan tersebut tidak seperti serangan yang dipimpin oleh kelompok-kelompok yang terkait dengan pengunjuk rasa anti Maduro, yang dijuluki "The Resistance," yang telah memimpin dua gelombang demonstrasi kekerasan yang menyebabkan ratusan orang tewas.

Adapun kelompok kecil yang disebut "National Movement of Soldiers in T-shirts" mengklaim bertanggung jawab untuk serangan tersebut. Di dalam unggahan di media sosial, kelompok tersebut mengaku telah menerbangkan dua drone namun sniper berhasil menembaknya.

"Kami mengaku drone itu rentan. Kami tidak berhasil hari ini, namun ini semua hanya tinggal menunggu waktu," kata kelompok yang didirikan pada 2014 tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper