Kabar2.com, JAKARTA – Presiden Venezuela Nicolas Maduro berhasil selamat dari upaya pembunuhan menggunakan drone pembawa bom ketika menyampaikan pidato di acara militer di Caracas.
Maduro mengatakan segala bukti investigasi pelaku mengarah ke Kolombia dan negara bagian Florida di AS, di mana banyak warga negara Venezuela yang diasingkan ke sana.
"Ada upaya pembunuhan, mereka berusaha membunuh saya," kata Maduro, seperti dikutip Reuters, Minggu (5/8/2018).
Maduro mengatakan beberapa pelaku telah ditangkap kendati tidak menjelaskan lebih lanjut.
Menteri Informasi Venezuela Jorge Rodriguez mengungkapkan, drone tersebut berisi alat peledak yang telah didetonasi dekat dengan acara militer tersebut.
Rodriguez menyampaikan, Maduro selamat dari bahaya tersebut sementara 7 orang tentara pengawal nasional terluka.
Adapun kelompok kecil yang disebut "National Movement of Soldiers in T-shirts" mengklaim bertanggung jawab untuk serangan tersebut. Di dalam unggahan di media sosial, kelompok tersebut mengaku telah menerbangkan dua drone namun sniper berhasil menembaknya.
"Kami mengaku drone itu rentan. Kami tidak berhasil hari ini, namun ini semua hanya tinggal menunggu waktu," kata kelompok yang didirikan pada 2014 tersebut.
Adapun kelompok tersebut tidak merespons ketika dihubungi oleh Reuters.
Namun demikian, Maduro menyebut Presiden Kolumbia Juan Manuel Santos sebagai dalang dari serangan tersebut. Namun, dia tidak memberikan bukti dari pernyataannya tersebut.
"Nama Juan Manuel Santos ada di balik serangan ini. Investigasi awal kami mengarah ke Bogota," kata Maduro.
Sementara itu, seorang sumber dari Pemerintahan Kolombia mengatakan tuduhan Maduro tersebut tidak beralasan. Pasalnya, saat itu Santos tengah merayakan acara baptis cucu perempuannya.
"Dia tidak memikirkan apapun, malah menuduh pemerintahan asing," kata sumber tersebut.
Adapun di dalam pidatonya, Maduro tengah membicarakan masalah ekonomi Venezuela ketika audio siaran langsung televisi tiba-tiba terputus.