Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat Korea Utara dan Korea Selatan mulai membahas rencana mempertemukan kembali keluarga yang terpisah setelah Perang Korea berakhir pada 1953 silam.
"Kami harus membuat upaya positif untuk hasil yang baik dengan menaruh kepercayaan pada masing-masing pihak," ujar pemimpin delegasi Korut, Pak Yong-il, sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (22/6/2018).
Dia juga mengatakan bahwa Korut dan Korsel harus menjadi bagian masa lalu dan bergerak maju seperti yang dilakukan kedua pemimpin negara.
Reuni keluarga korban Perang Korea menjadi salah satu poin kesepakatan di akhir pertemuan bersejarah antara Presiden Korsel, Moon Jae-in, dan pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un, April lalu.
Dalam kesepakatan tersebut dinyatakan bahwa reuni akan digelar pada 15 Agustus mendatang, bertepatan dengan perayaan Hari Nasional kedua negara.
Jika benar terwujud, reuni tersebut akan menjadi yang perdana sejak beberapa tahun belakangan. Pertemuan keluarga korban perang yang terpisah ini terakhir kali digelar pada 2015 lalu.
Rencana pertemuan tahun ini dianggap sangat penting karena sebagian besar korban perang yang selamat dari Perang Korea sudah berusia senja, kebanyakan di atas 80 tahun.
Pada Maret lalu saja tercatat 56% dari 131.531 warga Korsel yang mendaftarkan diri untuk gelaran reuni itu dilaporkan telah meninggal dunia.