Bisnis.com, JAKARTA — Saiful Mujani Research and Consulting merilis riset terkait pemilih dalam pemilu kepala daerah di Jawa Barat yang cenderung otonom.
Artinya, saat seorang pemilih menyatakan diri sebagai bagian dari satu partai politik, belum tentu memilih calon kepala daerah sesuai dengan arahan partai afiliasinya tersebut.
Direktur Program Saiful Mujani Reseach and Consulting Sirojudin Abbas pada Jumat (22/6/2018) memaparkan pemilih yang mengasosiasikan diri dengan partai Nasdem, PKB, PPP, dan Hanura di jawa Barat memang 59% di antaranya konsisten menyatakan diri akan mencoblos pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum yang memang diusung partai-partai tersebut.
Sisanya, masih bepeluang pindah ke pasangan calon lainnya. Kemudian, pendukung PDIP sekitar 45% memilih pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum. Padahal, partai berlambang kepala banteng itu mengusung pasangan calon Hasanuddin-Anton Charliyan.
“Sementara yang memilih Hasanuddin [dari PDIP] hanya 17%. Jadi pemilih PDIP dalam hal ini tidak mengikuti keinginan partai politiknya. Pemilih PDIP membangkang dan memilih Ridwan Kamil dan Uu,” ujarnya.
Di sisi lain, ada sekitar 30% pemilih PDIP yang memilih pasangan calon Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.
Sementara di kubu koalisi Partai Nasdem, PKB dan PPP sekitar 32% pemilih masih ada yang akan memberikan suaranya kepada pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.
Lalu untuk pemilih Partai Gerindra dan PKS sekitar 42% mendukung pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum. Adapun 28% di antaranya akan memberikan suaranya kepada pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.
Adapun yang mendukung pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang memang didukung kedua partai tersebut hanya sekitar 24%. Sementara itu pada pemilih Partai Golkar dan Partai Demokrat sebagian besar mendukung Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi yang mencapai 48%.
“Tapi masih ada 39% yang mendukung Ridwan Kamil dan Uu. Temuan ini menunjukan bahwa ketika memilih kepala daerah pemilih itu cenderung otonom dan tidak selalu bisa dimobilisasi oleh instrumen jaringan partai politik,” imbuhnya.