Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dikabarkan akan mengadakan pertemuan untuk membahas penculikan warga Jepang dilatih sebagai mata-mata.
Spekulasi tentang pertemuan antara Abe dan Kim Jong-un kian meningkat sejalan dengan dukungan publik yang melemah untuk Perdana Menteri Jepang tersebut.
Dilansir melalui Reuters, Kamis (14/6/2018), dukungan publik untuk Shinzo Abe tergoncang oleh skandal penculikan warga negara Jepang. Pada 2002, Korea Utara mengaku telah menculik 13 penduduk Negeri Matahari Terbit untuk dilatih menjadi menjadi mata-mata.
Penculikan tersebut dilakukan pada era 1970-an hingga 1980-an dan baru lima orang warga Jepang yang kembali ke rumah. Pemerintahan Jepang meyakini terdapat 17 warganya yang menjadi korban penculikan.
Abe menyatakan akan menaruh permasalahan tersebut sebagi fokus utama dan menghentikan bantuan ekonomi untuk Korea Utara. Media Jepang menyebut salah satu kemungkinan bahwa Perdana Menteri akan mengunjungi, Pyongyang, Korea Utara, pada Agustus 2018.
Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono menyatakan bahwa Abe akan menyelesaikan masalah penculikan tersebut melalui berbagai saluran. Termasuk, dilakukannya pertemuan langsung dengan Kim Jong-un.
"Jika para pemimpin bertemu maka akan mengarah pada penyelesaian masalah dan kita akan membuat koordinasi maju,” ujarnya dikutip melalui Reuters, Kamis (14/6/2018).
Sumber Reuters lainnya menyebut pejabat Jepang akan membahas pertemuan antara kedua pemimpin itu dalam Konferensi tentang Keamanan Asia Timur Laut di Ulaabaatar, Mongolia. Kemungkinan lainnya, Abe dan Kim Jong-un akan bertemu pada sela forum Ekonomi Timur yang akan digelar pada September 2018.