Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) menekan negara-negara sekutunya di Eropa untuk membentuk lebih banyak batalyon NATO yang diperkuat kapal dan pesawat tempur.
Para pejabat AS menyatakan langkah itu bertujuan untuk memperkuat NATO dalam menghadapi kemungkinan serangan Rusia.
Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan akan mengupayakan kesepakatan itu dengan para mitranya di Brussels pada Kamis (7/6/2018).
Pada hari itu para menteri pertahanan aliansi akan bertemu mempersiapkan pertemuan tingkat tinggi para pemimpin NATO pada Juli mendatang sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (6/6/2018).
Dikenal dengan pola 30-30-30-30, rencana itu akan mengharuskan NATO untuk memiliki 30 batalion darat, 30 skuadron tempur udara, dan 30 kapal yang siap dikerahkan dalam 30 hari sejak disiagakan.
Namun, pertemuan itu tidak membahas jumlah pasukan khusus atau tenggat waktu untuk menyiapkan strategi yang akan digunakan. Sedangkan, ukuran batalyon bervariasi di NATO, mulai 600 hingga 1.000 tentara.
Baca Juga
Pertemuan itu akan menjadi tantangan bagi negara-negara Eropa setelah Presiden Donald Trump memangkas pengeluaran militer setelah Perang Dingin. Akibat pemotongan anggaran itu, helikopter dan pesawat jet tidak bisa terbang karena kekurangan suku cadang.
"Kami memiliki musuh (Rusia) yang dapat bergerak cepat ke Baltik dan Polandia dalam serangan darat," kata seorang diplomat senior NATO yang diberi pengarahan tentang rencana AS.
Seorang pejabat AS mengatakan bahwa prakarsa itu terutama ditujukan untuk melawan Rusia. Langkah itu sesuai dengan Strategi Pertahanan Nasional Pentagon tahun 2018, yang menuduh Moskow berupaya "menghancurkan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara."
Sementara itu, Kremlin dengan tegas mengatakan NATO adalah ancaman keamanan di Eropa timur sebagaimana disampaikan utusan Rusia untuk Uni Eropa, Vladimir Chizhov.