Bisnis.com, JAKARTA - Universitas Kristen Indonesia mengkaji model pemberdayaan masyarakat yang dilakukan para mahasiswa Fakultas Sastra untuk menjadi percontohan yang akan diterapkan secara akademis.
Model pemberdayaan/pengabdian masyarakat ini terutama mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak serta tetap memerhatikan pendidikan keagamaan sehingga juga membawa guru agama Islam ke lokasi kegiatan.
Hal itu termasuk membentuk grup Marawis anak-anak dan menyediakan pelatihnya, seperti yang ditampilkan sebelum saat berbuka puasa bersama yang difasilitasi UKI di Gedung Grha William Soeryadjaya, Fakultas Kedokteran UKI, Senin (28/5/2018).
Dalam model ini, mahasiswa UKI memberdayakan masyarakat dalam bidang tertentu dan memberikan penguatan kepada latar belakang keagamaan serta nilai-nilai kebangsaan kepada masyarakat setempat.
Soal pendanaan, menurut Wakil Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) Wilson Rajagukguk, biaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan ke warga pinggiran sungai Ciliwung sebagian masih ditanggung oleh mahasiswa, terutama untuk ongkos mereka ke lokasi.
"UKI sendiri sebenarnya setiap tahun selalu menganggarkan biaya program pemberdayaan masyarakat, tetapi kerena banyaknya kegiatan yang perlu dilakukan, menanggung ongkos mahasiswa masih terlalu berat bagi UKI," ujarnya di sela-sela acara buka puasa bersama.
Sejauh ini dia menilai mahasiswa tidak merasa keberatan dengan kondisi tersebut dan tetap melaksanakan aktivitasnya di lapangan dengan baik.
Tahun ini UKI mengalokasikan anggaran lebih dari Rp1 miliar untuk mendukung pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemberdayaan atau pengabdian masyarakat.
Termasuk program penelitian atau penulisan jurnal dan semua fakultas serta program studi yang ada di UKI harus melakukannya setiap tahun.