Bisnis.com, JAKAARTA – Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai meminta penanganan teroris di Tanah Air supaya melibatkan semua unsur masyarakat dan tidak hanya ditangani aparat penegakan hukum saja yaitu kepolisian.
Ansyaad Mbai yang mengepalai BNPT periode 2011-2014 itu mengatakan bahwa para ulama dan pemberi ceramah agar dilibatkan oleh kepolisian untuk memberikan ceramah yang isinya menolak aksi-aksi teroris.
“Para ulama kita bersama pemerintah, kepolisian tidak hanya sekadar normatif memberikan ceramah di masjid saja tetapi berceramah [tolak teroris] di perguruan tinggi, sekolah, acara tausyiah,” kata Ansyaad dalam satu diskusi Pemberantasan Terorisme di Jakarta, Sabtu (26/5/2018).
Menurutnya, aksi-aksi kejadian teroris pemboman di gereja dan penyerangan terhadap markas kepolisian tidak lepas dari ungkapan provokatif bom bunuh diri adalah mati sahid, ucapan kafir kepada orang lain dan menanggap negara Indonesia adalah negara demokrasi kafir.
Setelah aksi pemboman tersebut, kata Ansyaad, diketahui adalah berasal dari para pengikut Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berkiblat pada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Kelompok para pengikut ISIS tersebut, menurutnya, berhasil mencuci otak dan memprovokasi masyarakat mengatasnamakan agama untuk melakukan bom bunuh diri.
“Inilah ancaman yang harus kita hadapi bersama-sama, Kementerian Agama, organisasi Nahdlatul Ulama, Muhammadiya, para Dai, Mubaliq dikoordinator oleh BNPT memback up kepolisian untuk melawan [teroris],” ujarnya.