Bisnis.com, JAKARTA -- Nicolas Maduro kembali memenangkan Pemilu di Venezuela, yang digelar pada Minggu (20/5/2018).
Komisi Pemilu setempat menyatakan tingkat keikutsertaan warga hanya 46,1% atau jauh di bawah Pemilu 2013 yang mencapai 80%. Seperti dilansir Reuters, Senin (21/5), hal ini disinyalir disebabkan oleh boikot dari pihak oposisi utama negara itu.
Maduro disebut memperoleh 5,8 juta suara, sedangkan lawannya yaitu Henri Falcon hanya mendapatkan 1,8 juta suara.
Pengumuman hasil Pemilu disambut meriah oleh para pendukung Maduro, yang sudah menjadi Presiden Venezuela sejak 2013. Kembang api bersahutan di area miskin Caracas dan orang-orang berdansa dengan musik pop Latin di dekat istana negara.
Negara Amerika Latin ini tengah didera krisis ekonomi yang cukup parah dan hiperinflasi. Banyak orang yang memilih bekerja di luar negeri demi membiayai keluarganya di Venezuela.
Adapun Falcon sebelumnya mendukung mantan Presiden Hugo Chavez, sama seperti Maduro. Namun, dia kemudian beralih menjadi oposisi.
Pencalonan Falcon dikritisi oleh sebagian besar oposan Maduro lainnya, yang akhirnya memutuskan untuk memboikot Pemilu. Bagi banyak orang, dia dianggap melegitimasi kemenangan Maduro.