Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengebom Mapolrestabes Surabaya Satu Keluarga

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan pelaku penyerangan bom di Mapolrestabes Surabaya, Senin pagi merupakan satu keluarga.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyampaikan perkembangan kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (31/7)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyampaikan perkembangan kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (31/7)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, SURABAYA - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan pelaku penyerangan bom di Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) pagi merupakan satu keluarga.

Kapolri saat menyampaikan keterangan pers di Mapolda Jatim di Surabaya mengatakan dalam aksi bom bunuh diri itu, pelaku membawa dua sepeda motor dan bom peledak.

"Ada lima orang. Mereka ini masih satu keluarga, lagi masih diidentifikasi oleh kita," ujar Tito.

Dalam aksinya, lima orang itu meledakkan diri dan empat di antaranya meninggal dunia.

"Mereka mau masuk dan penjagaan cukup ketat, saat disetop ada mobil anggota masuk kemudian ada ledakan. Empat orang meninggal, anak tersebut terlempar masih selamat," ungkapnya.

Tito mengungkapkan, saat ini anggota kepolisian mengalami luka, namun tidak meninggal dunia atas ledakan itu.

Tito mengemukakan kelompok yang melakukan aksi di Polrestabes Surabaya merupakan bagian dari kelompok yang sama yang melakukan aksi di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018), yakni kelompok sel Jamaah Ansharud Daulah (JAD) di Surabaya.

"Kenapa aksinya di Surabaya? Karena mereka menguasai daerah ini. Mengapa mereka melakukan aksi ini? Karena pimpinan mereka ditangkap. Instruksi juga dari ISIS sentral di Suriah," ucapnya.

Anak-anak

Ia menilai, fenomena bom bunuh diri ini bukan hal yang baru, dan bom bunuh diri yang melibatkan wanita juga bukan hal yang pertama, namun aksi kali ini yang berhasil.

Pada Tahun Baru, pihaknya berhasil menghentikan bom bunuh diri oleh seorang wanita bernama Novi di Jakarta. Dia berhasil ditangkap dalam keadaan hamil dan dibawa ke Rutan Mako Brimob. Beberapa bulan kemudian yang bersangkutan melahirkan bayi.

Waktu melahirkan yang menolong dan mengurusi itu Sulastri yang merupakan Polwan. Dia juga ditahan di rutan itu.

"Ini fenomena serangan bunuh diri oleh wanita bukan yang pertama di dunia. India dulu dikalungkan bunga ternyata bahan peledak, Suriah dan Irak, termasuk di 'website' mereka ada," paparnya.

Namun, fenomena menggunakan anak-anak baru pertama kali di Indonesia untuk usia sembilan dan 12 tahun.

"Di ISIS mereka sudah melakukan di Suriah menggunakan anak-anak. Memprihatinkan. Perkembangan seperti ini dan ini tidak terkait agama tapi ini terkait dengan jaringan dalam negeri, regional, Filipina dan Timur Tengah, kita akan bekerja lebih keras lagi untuk menangani ini," ucap Tito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper