Kabar24.com, JAKARTA - Mahathir Mohamad tampil sekali lagi sebagai Perdana Menteri Malaysia setelah mengalahkan koalisi, Najib Razak yang berkuasa, menyatukan peralihan kekuasaan pertama negara dalam enam dekade.
Mahathir, menjabat sebaagi perdana menteri terlama, menyaksikan empat-partai blok oposisinya memenangkan mayoritas parlemen di dalam pemilu pada Rabu (9/5/2018) yang membingungkan investor. Pasalnya, banyak dari para investor itu yang bertaruh bahwa Najib akan menang.
Adapun politisi berusia 92 tahun tersebut berjanji untuk menyingkir setelah Pemimpin Oposisi Anwar Ibrahim dibebaskan dari penjara pada Juni nanti.
Di dalam pernyataan pertamanya di hadapan wartawan setelah perhitungan suara, Mahathir memperlihatkan kekhawatiran bahwa monarki konstitusional Malaysia tidak akan memilihnya untuk menjabat lagi. Kemudian, Sultan Agung mengabulkan audiensi untuk Mahathir pada pukul 17.00 waktu setempat.
“Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Kami perlu menghadiri audiensi itu secepatnya,” kata Mahathir.
Adapun Najib telah menghadapi kemaharahan publk karena menaikkan pajak barang dan jasa serta skandal pencucian uang yang terdiri dari ratusan juta dolar AS yang disedot dari perusahaan investasi negara, 1MDB.
Mahathir Mohamad di kubu Pakatan Harapan adalah senior bahkan guru Nazib Rajak di kubu Barisan Nasional. Kemenangan Pakatan Harapan yang membuat Mahathir Mohamad dilantik menjadi pemimpin tertua terpilih di dunia seakan menjadi simbol kemenangan politisi senior atau politisi yang lebih muda.
Sebelumnya, tak sedikit kalangan yang skeptis bahwa Mahathir yang dinilai sudah terlalu tua akan membawa PH meraih suara terbanyak.
Mahathir memimpin negara Asia Tenggara itu selama 22 tahun dan kembali secara tidak terduga menjadi perdana menteri mengakhiri pemerintahan Barisan Nasional (BN), yang sebelumnya tidak tergoyahkan, memerintah Malaysia sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1957.
"Kami tidak membalas dendam. Yang kami inginkan adalah memulihkan hukum," kata Mahathir tentang pemerintahan Najib, yang diliputi skandal.