Bisnis.com, JAKARTA — Korea Utara akan mengubah zona waktunya dan menyamakannya dengan Korea Selatan mulai 5 Mei 2018, sebagai langkah awal dari rekonsiliasi nasional dan penyatuan kedua negara.
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menyatakan sangat mengganggu jika melihat jam yang berbeda antara Seoul dan Pyongyang. Hal itu juga telah dikemukakannya ketika bertemu dengan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae In pada Jumat (27/4/2018).
Hal itu disampaikan kantor berita KCNA sebagimana dikutip Channel News Asia, Senin (30/4).
Laporan soal perubahan zona waktu itu berasal dari pejabat Korsel setelah Kim berjanji akan menghapus zona waktu Korut. Korsel dan Jepang memiliki zona waktu yang sama atau sembilan jam lebih awal dari Greenwich Mean Time (GMT), sedangkan Korut memiliki zona waktu yang lebih lambat 30 menit.
"Bukanlah sesuatu yang tidak ada artinya menjadikan Korut dan Korsel satu zona waktu. Namun, hal itu akan menjadi proses untuk menghapus perbedaan kedua Korea," ujar Kim.
Pada pertemuan tingkat tinggi Jumat lalu, Kim dan Moon sepakat untuk mengabil langkah-langkah untuk mengakhiri secara resmi Perang Korea selama 1950-1953. Perang itu berakhir tanpa kesepakatan damai, tapi hanya berupa gencatan senjata.
Kini, kedua Korea mulai bersepakat untuk sama-sama menghentikan program nuklir. Akan tetapi, Korut dan Korsel belum merinci langkah-langkah konkrit apa saja yang akan dilakukan untuk menghentikan program tersebut.
Banyak hal akan bergantung pada pertemuan antara Kim dan Presiden AS Donald Trump dalam beberapa pekan ke depan. Hingga kini, belum ada kepastian soal lokasi pertemuan meski AS dan Korut telah mengadendakan pertemuan itu.