Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Jepang Taro Aso menyampaikan kepada Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin bahwa proteksionisme tidak baik. Pernyataan ini menambah tensi di antara negara ekonomi terbesar nomor satu dan nomor tiga di dunia.
“Amerika Serikat dan Jepang jelas sekali berbeda pandangan dalam kebijakan perdagangan,” ujar Aso setelah menghadiri pertemuan para menteri keuangan dan bankir bank sentral negara kelompok 20 (G20) di Washington, seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (21/4/2018).
Aso yang juga berwenang untuk mengatur kebijakan keuangan Jepang menyatakan bahwa dia dan Mnuchin telah berdiskusi terkait valuta asing dalam konteks ekonomi global.
Adapun perbedaan pandangan terhadap perdagangan ini kembali disebutkan lantaran AS berusaha mencapai negosiasi bilateral dengan sejumlah negara. Upaya itu diambil oleh Presiden AS Donald Trump untuk mengurangi defisit perdagangan Negeri Paman Sam.
Sementara Jepang memandang perdagangan global lebih baik menggunakan pakta perdagangan bebas yang multilateral seperti Kesepakatan Trans-Pasific Agreement (TPP) dan berharap AS dapat kembali ke kesepakatan itu. Namun, Trump tetap bersikeras tidak akan membawa AS kembali ke TPP.
Pertemuan ini juga merupakan pertemuan lanjutan setelah PM Jepang Shinzo Abe dan Trump memperlihatkan perbedaan mereka dalam hal perdagangan awal pekan ini. Abe pun tidak terlalu banyak membawa hasil dalam perbincangan dengan Trump tersebut.
Begitu pula dengan Aso, kembali ke Jepang untuk kemudian menghadapi tekanan untuk mengundurkan diri dari jabatannya setelah skandal penjualan lahan dan kekerasan seksual yang terjadi di Kementerian Keuangan Jepang.
Kendati demikian, Aso menyatakan di Washington, bahwa dia tidak mempertimbangkan untuk mengundurkan diri. Pasalnya, reaksi politik dapat dipererat setelah Aso menghadiri pertemuan G20 pertamanya.
Awal pekan ini, Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ) Haruhiko Kuroda, yang juga menghadiri pertemuan G20, pun memperingatkan tentang perdagangan proteksionisme. Dia mengatakan hal itu tidak akan baik untuk perekonomian global.
Adapun Kuroda baru memulai periode barunya sebagai gubernur BOJ bulan ini dan akan memimpin rapat kebijakan moneter pekan depan.