Bisnis.com, JAKARTA – Arab Saudi membuka lembaran baru dalam sejarah peradaban dan kebudayaan mereka. Pekan ini, negara Timur Tengah itu membuka bioskop untuk publik untuk kali pertama.
Langkah ini, juga merupakan bagian dari sikap pemerintah yang menginginkan terbukanya lebih banyak peluang investasi di negeri tersebut.
Dikutip dari Reuters, Kamis (19/4/2018), Menteri Kebudayaan dan Informasi Arab Saudi Awwad Al-awwad mengatakan saat ini populasi penduduk negara tersebut berjumlah lebih dari 32 juta orang dengan mayoritas penduduk berusia 30 tahun.
Melihat kebutuhan tersebut, pemerintah menargetkan setidaknya 350 bioskop dengan jumlah layar lebih dari 2.500 pada 2030. Dia menuturkan pihaknya mengharapkan kehadiran bioskop dapat menghasilkan keuntungan dari penjualan tiket sebesar kurang lebih US$1 miliar per tahunnya.
Sebuah langkah baru yang digagas oleh Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman ini terbilang cukup mengejutkan karena Arab Saudi selama ini dikenal sebagai negara yang melarang bioskop untuk umum. Sekitar 30 tahun lalu, pada 1980-an pemerintah menutup bioskop karena tuntutan dari kelompok Islam.
Namun, tak bisa dipungkiri, masyarakat Arab Saudi saat ini memang sudah keranjingan berbagai produk media dan kebudayaan dari Barat. Selama bertahun-tahun, film-film Hollywood laris manis ditonton masyrakat secara privat di rumahnya ataupun melalui bioskop privat.
Melihat potensi tersebut, maka tak heran akhirnya Arab Saudi mengambil langkah ini. Pada 2017, pemerintah mengatakan bahwa mereka ingin mempertahankan peredaran uang masyarakatnya yang selama ini dihabiskan untuk menikmati hiburan di negara-negara tetangga seperti Dubai dan Bahrain.
Nantinya, pemerintah tidak akan memberlakukan aturan pemisahan antara laki-laki dan perempuan seperti halnya yang dilakukan di beberapa fasiltas publik lainnya di Arab Saudi. Al-awwad menekankan dia ingin bioskop di Arab Saudi sama seperti bioskop-bioskop lainnya di dunia yang bisa dinikmati oleh keluarga.
Dari segi sensor, Al-awwad mengungkapkan sistem yang akan digunakan tidak akan berbeda seperti yang diterapkan di Dubai dan Kuwait. Sebagai contoh, pada penayangan Black Panther yang sempat dilakukan beberapa hari sebelumnya, dua adegan ciuman yang ada di dalam film disensor.
“Bagi mereka yang ingin datang dan menikmati film di bioskop, mereka akan sangat kami terima. Bagi yang tidak ingin menonton film sama sekali, hal itu juga pilihan personal masing-masing,” ujarnya.