Bisnis.com, JAKARTA - The Muslim 500 kembali menempatkan Presiden Jokowi sebagai salah satu muslim paling berpengaruh di dunia. The Muslim 500 adalah sebuah survei tahunan yang mencantumkan 500 sosok muslim paling berpengaruh di dunia.
Presiden Jokowi berada di urutan ke-16. Dalam publikasinya, para editor survei ini mengutip ucapan Jokowi yang menyatakan "keberagaman selalu menjadi bagian dari DNA Indonesia. Meskipun banyak tantangan, Islam di Indonesia selalu menjadi kekuatan yang moderat".
Penyelenggara survei ini adalah The Royal Islamic Strategic Studies Centre yang berkedudukan di Amman, Jordania. Dalam menentukan tokoh yang berpengaruh, digabungkan kombinasi matriks sosial, opini publik, dan pendapat para ahli.
Selain Presiden Jokowi, ada dua nama lain dari Indonesia yang masuk Top 50. Yaitu Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di peringkat ke-22 dan ulama karismatis Habib Luthfi bin Yahya di peringkat ke-41 . sementara, mantan Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Din Syamsuddin masuk Honourable Mentions.
"Ini adalah sebuah penghargaan dan pengakuan dari dunia internasional terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi dalam membangun Islam moderat di negara bependuduk muslim terbanyak di dunia. Selamat, Pak Jokowi," kata Sekretaris Jenderal DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu (14/4/2018).
Baca Juga
Antoni menyatakan masuknya Presiden Jokowi dalam The Muslims 500 membuktikan dunia internasional mengakui kepemimpinan Jokowi di negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. "Ini adalah sebuah penghargaan dan pengakuan," kata Antoni.
Selain itu, pria yang biasa disapa Toni ini juga menggarisbawahi langkah penyelenggara survei yang mencantumkan "blusukan" sebagai ciri khas dari Presiden Jokowi dalam rangka mendengarkan dan melihat langsung permasalahan masyarakat.
"Pak Jokowi juga telah membawa terminologi blusukan menjadi mendunia. Blusukan menjadi cara seorang pemimpin untuk secara langsung mendengar dan melihat permasalahan di masyarakat, juga untuk membangun hubungan personal yang kuat dan tidak berjarak dengan rakyat," lanjut Toni.
Tidak hanya soal blusukan, Presiden Jokowi juga dianggap memiliki keinginan kuat untuk membangun transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pemerintahan.
"Aneh bila dunia mengakui presiden kita sebagai pemimpin muslim yang berpengaruh, sebagian rakyat Indonesia masih ada saja yang mempertanyakaan keislaman Pak Jokowi untuk kepentingan politik," ujar Raja Juli Antoni.
"Sama sekali tidak ada bukti Pak Jokowi anti-Islam. Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, dekat dengan Pak Jokowi. MUI juga dekat dengan Pak Jokowi. Demikian pula organisasi-organisasi yang selama ini menjalankan ajaran Islam sebagai rahmat bagi sekalian alam," tambah Toni.