Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KEPALA STAF KEPRESIDENAN, JENDERAL TNI (PURN) MOELDOKO: "Naluri Saya Sangat Tajam"

Bisnis.com, JAKARTA Kantor Staf Presiden menjadi perpanjangan telinga Kepala Negara untuk menyerap keinginan masyakarat. Selain itu, kantor ini juga mengelola isu-isu strategis nasional sehingga publik mendapatkan pemahaman yang tepat.nGuna mendapat gambaran bagaimana Kantor Staf Presiden menjalankan tugas dan mendukung keinginan pemerintah untuk meningkatkan investasi dan ekspor, Bisnis Indonesia berkesempatan mewawancarai Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. Berikut Petikannya:
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat menerima kunjungan tim Bisnis Indonesia, di Kantor Staf Presiden Jakarta, Jumat (6/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat menerima kunjungan tim Bisnis Indonesia, di Kantor Staf Presiden Jakarta, Jumat (6/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

4. Presiden Menekankan Jangan Mempersulit Izin, Enggak Boleh Lagi

Anda di KSP mulai sering menerima banyak tamu penting dari kalangan pengusaha. Apa saja keluhan yang disampaikan?
Pertanyaannya enggak jauh-jauh. Apa yang diingkan pusat dengan deerah [terkait dengan deregulasi] ternyata enggak nyambung. Ekonomi biaya tinggi masih muncul, dan cerita lain seperti perizinan. Berikutnya bertanya tentang stabilitas, dan apa sebenarnya yang bisa dikembangkan ke depan seperti kemudahan izin mengurus visa dan seterusnya.

Lalu, apa boleh perguruan tinggi dari luar masuk ke sini? Pemerintah juga sudah mulai membuka bagi perguruan tinggi yang bagus-bagus di luar negeri [masuk ke Indonesia] tapi [hanya] di KEK nantinya, tidak di daerah-daerah lain.

Ini selalu masuk dalam sidang kabinet terbatas hal-hal yang tadi ditanyakan. Itu selalu dibahas oleh Presiden karena beliau selalu menekankan investasi dan bagaimana menggenjot ekspor. Hal ini kami sampaikan juga ke Presiden sehingga ketika pertemuan seluruh bupati dan DPRD, Presiden bicaranya itu.

Presiden bicara bagaimana kita masih mempertahankan model lama dalam bekerja, di antaranya mempersulit izin, mengelola administrasi publik gaya lama dengan tumpukan kertas. Enggak boleh lagi. Makanya, kemarin saya datang ke Banyuwangi, saya ingin melihat bagaimana mengelola administrasi publik dengan baik, KTP dilayani dengan cepat, pembangunan hotel langsung bisa dilihat secara tata ruang.

Bagaimana sikap KSP terhadap adanya kesan masih tingginya ego sektoral antara kementerian seperti kejadian ketika pemerintah memutuskan impor beras?
KSP mengundang semua dari Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kabulog, BPS, kami diskusi. Mengapa? Karena enggak bagus ini, enggak bagus di mata publik.

Sebagai contoh, satu sisi Menteri Perdagangan mengimpor jagung, Menteri Pertanian mengekspor jagung. Namun, karena informasi yang tidak clear masyarkat jadi bingung. Padahal, impor jagung itu untuk industri yang memang harus menggunakan jagung itu, bahan baku.

Saya penasaran. Saya cari jagung impor dan ekspor itu. Jagung kita sering luka di belakang sehingga bakteri sering masuk, untuk kepentingan industri makanan tidak bisa, standarnya enggak masuk.
Hal seperti ini harus diklarifikasi kepada masyarkat sehingga tidak terjadi sesuatu. Persoalan beras juga kami diskusikan. Oke impor, tapi saya sampaikan kepada Presiden, kita impor tapi karena masa panen, saya sarankan berasnya digembok di gudang sehingga tidak memengaruhi pasar.

Begitu barang datang, dikunci, dipegang oleh Satgas Pangan. Tujuannya apa? Jangan lagi digoreng-goreng gara-gara impor ini harganya hancur. Hal seperti ini yang kami kelola. Jadi, yang dikelola KSP itu isunya. Saya tidak mengelola substansi harga. Kami enggak punya kapasitas ke situ, tapi isunya yang kami kelola agar tidak menjadi liar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper