Bisnis.com JAKARTA- “Ternyata kematian itu membahagiakan. Sungguh di luar dugaan. Kematian itu tidak terbatas. Luas bagai cakrawala. Mengapa harus ditangisi? Jelas ini salah tafsir.”
Mungkin kutipan cerita pendek berjudul Jantung Hati yang masuk dalam buku kumpulan cerpen Kacapiring karya sastrawan Danarto. Untaian kalimat itu, kini seperti ditujukan kepada orang-orang yang berduka cita atas kepergiannya.
Danarto, sang legenda sastra Indonesia, mengembuskan nafas terakhirnya di RSUP Fatmawati, pada Selasa (10/4/2018). Danarto meninggal akibat luka parah di kepala setelah tertabrak sepeda motor di depan kampus UIN Syari Hidayatullah, Ciputat.
Selama ini, Danarto dikenal sebagai sastrawan dan pelukis. Dedikasinya dalam dunia sastra dan teater Indonesia menjadi inspirasi banyak orang. Karya-karya Danarto semasa hidup di antaranya Godlob (1975), Adam Ma’rifat (1982), Berhala (1987), dan Kacapiring (2008), serta Setangkai Melati di Sayap Jibril.
“Mas Dan, boleh dibilang sastrawan kelas dunia, karena eksperimentasinya dalam cerpen, puisi, dan teater,” kata Hikmat Darmawan, pakar komik dan pengamat budaya.
Menurutnya, selain berprofesi sebagai sastrawan, sosok Danarto juga sangat piawai dalam menggambar ilustrasi.
Ucapan belasungkawa juga berdatangan dari tokoh-tokoh sastra Indonesia, salah satunya dari Agus Noor. “Baru dapat kabar Mas Danarto meninggal dunia. Innalillahi... semoga khusnul khotimah,” tulis Agus Noor dalam akun @agus_noor.
Rencananya jenazah akan dikebumikan di Sragen, tempat kelahirannya 77 tahun silam.
“Semoga warisan karyanya bisa dikenalkan ke seluruh dunia,” ujar Hikmat.