Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kim Jong Un Setuju Kembali Ke Meja Perundingan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan kepada Presiden China Xi Jinping bahwa ia setuju untuk kembali ke meja perundingan enam-pihak menyangkut program nuklir dan pengujian rudal negaranya, lapor surat kabar Nikkei, Kamis (5/4/2018).
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bersalaman dengan Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan kedua pihak di Beijing, China, dalam foto yang diambil dari tayangan stasiun televisi CCTV China, Rabu (28/3). - Reuters
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bersalaman dengan Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan kedua pihak di Beijing, China, dalam foto yang diambil dari tayangan stasiun televisi CCTV China, Rabu (28/3). - Reuters

Bisnis.com, TOKYO -  Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan kepada Presiden China Xi Jinping bahwa ia setuju untuk kembali ke meja perundingan enam-pihak menyangkut program nuklir dan pengujian rudal negaranya, lapor surat kabar Nikkei, Kamis (5/4/2018).

Menurut Nikkei, keinginan itu disampaikan Kim saat ia melakukan pembicaraan dengan Xi di Beijing pekan lalu.

Kekakuan berbulan-bulan antara Beijing dan Pyongyang tampak tiba-tiba hilang saat Kim melakukan kunjungan rahasia ke Beijing. China mengatakan bahwa Kim telah menyatakan komitmen untuk melucuti senjata nuklir negaranya.

Nikkei, yang mengutip berbagai sumber terkait China dan Korea Utara, mengatakan bahwa, berdasarkan dokumen-dokumen yang dikeluarkan setelah pertemuan Kim dan Xi, Kim mengatakan kepada Xi bahwa ia setuju untuk melanjutkan perundingan enam-pihak.

Perundingan yang melibatkan Korea Utara, Korea Selatan, Amerika Serikat, Rusia, Jepang dan China itu terakhir kali berlangsung pada 2009.

Sumber-sumber itu mengatakan ada kemungkinan bahwa Kim juga akan menyampaikan keinginannya untuk melanjutkan perundingan kepada Presiden AS Donald Trump saat keduanya bertemu pada Mei. Namun, mereka mengatakan sama sekali belum ada kejelasan soal apakah pembicaraan enam-pihak itu akan benar-benar berlanjut.

China selama ini merupakan sekutu terdekat rahasia Korea Utara kendati hubungan kedua negara menjadi keruh karena ambisi Kim untuk mengembangkan senjata nuklir dan peluru kendali serta karena China mendukung sanksi-sanksi PBB sebagai tindakan atas ambisi Korut tersebut.

Korea Utara mengatakan dalam pembicaraan-pembicaraan sebelumnya bahwa negara itu kemungkinan akan menghentikan program senjata nuklirnya jika Amerika Serikat menarik pasukannya dari Korea Selatan serta menarik apa yang disebutnya sebagai payung nuklir untuk pencegahan dari Korea Selatan dan Jepang.

Sejumlah pengulas melihat kesediaan Donald Trump untuk bertemu dengan Kim sebagai kemenangan diplomatik bagi Korea Utara sementara Amerika Serikat selama bertahun-tahun bersikeras bahwa Korea Utara harus terlebih dahulu melakukan denuklirisasi sebelum pertemuan puncak AS-Korut dapat berlangsung.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/REUTERS

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper