Kabar24.com, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menuduh Inggris dan mitra-mitra baratnya "bertingkah kekanak-kanakan" dalam merespons peristiwa diracuninya bekas mata-mata Sergei Skripal dan putrinya.
Dia menuduh negara-negara itu "mengabaikan semua perilaku yang patut" dan beralih ke "kebohongan terbuka dan disinformasi".
Dua puluh sembilan negara telah mengusir para diplomat Rusia, sebagai reaksi atas peristiwa peracunan, yang menurut Inggris didalangi Rusia. Lavrov kembali mengungkapkan sanggahan keterlibatan Rusia dalam insiden itu.
Dia menjawab berbagai pertanyaan tentang seberapa bahaya ketegangan yang berlangsung antara Rusia dan Barat jika dibandingkan dengan Perang Dingin sebagaimana dikutip BBC.com, Rabu (4/4).
Dia mengatakan bawa dalam Perang Dingin klasik ada aturan dan perilaku yang diterima."Saya pikir mitra Barat kami, khususnya Inggris Raya dan Amerika Serikat, serta beberapa negara lainnya yang secara buta me ngikuti mereka, telah mengabaikan semua perilaku patut yang dapat diterima," ujarnya.
Lavrov mengatakan pihaknya tidak ingin bertingkah kekanak-kanakan, namun sejauh ini mitra-mitranya melakukan hal itu. Menurutnya, peredaan ketegangan sepenuhnya tergantung pada pemerintah negara-negara tersebut.
"Ketika kita masih anak-anak, sering dikatakan bahwa siapa pun yang memulai, seharusnya dia yang menyelesaikannya," ujarnya
Dalam satu konferensi pers dia juga menyebut insiden racun itu memenuhi kepentingan pemerintah Inggris karena ada situasi tidak nyaman yang mereka dapati akibat Brexit.
Insiden diracunnya mantan mata-mata Rusia itu telah menimbulkan kegaduhan selama hampir satu bulan, Inggris mengatakan bahwa Rusia berada di belakangnya. Rusia mengusir lebih dari 50 diplomat Inggris setelah pemerintah Inggris memerintahkan pengurangan staf Rusia menjadi 23 orang.
Rusia mengatakan langkah itu dimaksudkan agar kedua negara memiliki keseimbangan dalam menempatkan perwakilannya.
Pemerintahan lainnya termasuk Amerika Serikat juga memerintahkan pengusiran sejumlah diplomat Rusia dari negara mereka, yang semakin memperdalam perselisihan.
Secara terpisah, Rusia menyebut aparat Inggris menggeledah pesawat Rusia yang masuk di Bandara Heathro w. Hal itu, ujarnya, adalah tndakan ilegal dan provokasi terang-terangan.Namun pemerintah Inggris mengatakan bahwa pemeriksaan pesawat yang masuk ke bandara "rutin" dilakukan.