Bisnis.com, MANADO – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mengimplementasikan BNI Smart Hospital di RSUD Pulau Morotai.
Head Of Network and Services BNI Wilayah Manado Dewanta Ary Wardhana sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No. 82/2013, setiap rumah sakit (RS) wajib melakukan pencatatan dan pelaporan semua kegiatan penyelenggaraan RS dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen (SIM).
“Yang akan diimplementasikan di RSUD Pulau Morotai ini dikembangkan berdasar SIM RS Generic Open Source (GOS), yang disesuaikan dengan kebutuhan manajemen informasi bagi RS sebagai langkah menuju smart hospital,” ujarnya melalui pesan singkat, seperti dikutip Jumat (23/3/2018).
Dengan BNI Smart Hospital, sambungnya, proses pelayanan kesehatan diharapkan mampu berjalan efektif dan efisien. Dengan demikain, akan ada tata kelola manajemen rumah sakit yang baik serta dapat dipertanggungjawabkan. Kualitas layanan RS, imbuhnya, menjadi tujuan akhir sistem BNI Smart Hospital.
Berbagai permasalahan diestimasi dapat teratasi dengan sistem ini. Permasalahan itu a.l. terkait lamanya daftar tunggu pasien; tidak teraturnya jadwal pengambilan obat; belum adanya validasi limit obat yang diklaim BPJS – sehingga menyebabkan kerugian pada RS –; serta belum adanya validasi diagnosis yang diklaim BPJS Kesehatan.
Selain itu, ada pula masalah lamanya proses pelayanan pasien karena banyaknya pengolahan data secara manual; duplikasi data pasien; masih manualnya pencarian data BPJS (terpisah dari SIM RS) karena belum terintegrasi dengan server BPJS; serta masalah integrasi BPJS dan surat eligibilitas peserta, setting limit obat, dan setting diagnosis klaim.
Dengan BNI Smart Hospital, ada implementasi proses pelayanan rumah sakit yang masih manual ke dalam sistem sehingga mempercepat proses. Selain itu, ada implementasi laporan yang masih manual ke dalam sistem sehingga memudahkan petugas rumah sakit dalam pengolahan data.
Dewanta mengatakan keunggulan lain dari BNI Smart Hospital a.l. integrasi dengan BPJS Kesehatan, integrasi dengan INA-CBGs, integrasi dengan mesin antrean, integrasi dengan mesin cetak gelang, serta bisa diintegrasikan dengan perusahaan obat besar dalam early warning system atas ketersediaan obat-obatan.
“Dapat diimplementasikan dengan semua tingkat RS mulai dari kelas D sampai dengan kelas A,” imbuhnya.