Bisnis.com, BADUNG— PDAM Tirta Mangutama Kabupaten Badung segera melakukan pemindahan interkoneksi pipa pada proyek Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, yang proyeknya akan segera dikerjakan.
Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama Ketut Golak mengatakan sedang melakukan koordinasi dengan pihak kontraktor pelaksana proyek underpass yang ditargetkan rampung sebelum Pertamuan Tahunan IMF-World Bank, Oktober 2018.
“Saat ini sedang dilakukan koordinasi dengan pihak pelaksana. Supaya pelayanan air bersih ke pelanggan tidak terganggu. Walaupun ada gangguan, kami harap bisa diminimalisasi,” katanya Senin (19/3/2018).
Menurut Golak, rencana pemindahan interkoneksi pipa akan dimulai Selasa (20/3/2018) dengan mendahuklukan pipa berukuran 600 mm. Kemudian dilanjutkan dengan interkoneksi pipa berukuran 500 mm, pipa berukuran 400 mm dan 200 mm.
Dia memperkirakan proses pemindahan itu akan selesai pada Senin (26/3/2018) mendatang. Pengerjaan akan dilakukan pada malam hari agar tidak mengganggu pelayanan air bersih saat pagi harinya.
Untuk itu, pihaknya menyampaikan, selama pengerjaan interkoneski ini, tentunya akan terjadi sedikit gangguan pasokan air bersih terutama di Kuta Selatan.
Dia menjelaskan daerah yang akan mengalami gangguan pelayanan yaitu kawasan Nusa Dua, Jimbaran, Siligita, Kampial, Tanjung Benoa, jalan Uluwatu, Simpangan, Ungasan, Kutuh, Pecatu, Masuka, Balangan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PK) Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VIII Nyoman Yasmara pekan lalu mengatakan proyek Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai senilai Rp168,3 miliar ini ditargetkan rampung Agustus dan mulai beroperasi penuh pada September 2018.
Beberapa tantangan dalam pengerjaan proyek ini, lanjut Yasmara, adalah terkait jaringan listrik PLN, pipa air PDAM, dan instalasi avtur Bandara Ngurah Rai.
“Kami sangat berhati-hati dalam pengerjaan proyek, termasuk penggalian di sekitar jaringan tersebut,” katanya.
Proyek underpass merupakan salah satu proyek yang direncanakan pemerintah untuk menyambut Pertemuan Tahunan IMF dan World Bank yang akan digelar 8-14 Oktober di Nusa Dua.
Pertemuan ini bakal dihadiri sekitar 15.000 orang, termasuk sekitar 3.500 delegasi dari 189 negara anggota, 1.000 media, dan lebih dari 5.000 peserta yang mewakili sektor swasta, komunitas perbankan, institusi akademis, organisasi masyarakat sipil, dan juga pengamat dan anggota parlemen.