Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gempa di Papua Nugini Tewaskan Lebih Dari 100 Orang

Gempa berkekuatan 7,5 magnitudo melanda negara tetangga Indonesia itu pada Senin (26/2). Gempa susulan dengan kekuatan 6,7 magnitudo beberapa hari lalu membuat kondisi di Papua Nugini semakin mengkhawatirkan.
Korban gempa mendapat perawatan di sebuah fasilitas medis di Papua Nugini. Pada Senin (26/2), gempa berkekuatan 7,5 magnitudo melanda negara itu./Reuters
Korban gempa mendapat perawatan di sebuah fasilitas medis di Papua Nugini. Pada Senin (26/2), gempa berkekuatan 7,5 magnitudo melanda negara itu./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Jumlah korban gempa di Papua Nugini terus bertambah dan telah mencapai lebih dari 100 jiwa.

Gempa berkekuatan 7,5 magnitudo melanda negara tetangga Indonesia itu pada Senin (26/2). Gempa susulan dengan kekuatan 6,7 magnitudo beberapa hari lalu membuat kondisi di Papua Nugini semakin mengkhawatirkan.

Reuters melansir Kamis (8/3/2018), Perdana Menteri (PM) Papua Nugini Peter O'Neill mengatakan kerusakan yang terjadi akan membutuhkan waktu lama untuk diperbaiki.

"Gempa telah memakan lebih dari 100 warga Papua Nugini dan banyak penduduk yang masih hilang. Ribuan orang juga terluka," ujarnya.

Australia dan Selandia Baru telah mengirim bantuan makanan, air bersih, dan obat-obatan ke daerah-daerah terpencil. Sementara itu, jalanan dan infrastruktur lainnya rusak karena longsor yang dipicu gempa.

Gempa pada Februari 2018 juga membuat Exxon Mobil Corp menutup sementara fasilitas gas buminya di negara itu. Perusahaan mengungkapkan penutupan bakal berlangsung selama 8 pekan, sembari dilakukan pengecekan dan perbaikan.

Fasilitas gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) milik Exxon Mobil mengekspor lebih dari 8 juta ton LNG per tahun.

SVP Exxon Mobil Neil Chapman mengklaim gempa tidak merusak fasilitas perusahaan dan situasi di pabrik tersebut tetap aman. Namun, gempa membuat perusahaan sulit mengirim orang untuk mendukung operasional pabrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper