Bisnis.com, JAKARTA — Survei membuktikan sebanyak 99% orang percaya bahwa datangnya kredit itu dari dana tabungan nasabah yang disimpan di bank. Benarkah? Tidak semua. Kredit bisa datang dari uang baru atau new money.
Antara tabungan dengan kredit bank itu dua dunia berbeda. Uang tabungan nasabah disebut uang kartal uang tunai, jumlah nya 3% dari uang beredar.
Dana kredit bank disebut uang giral uang baru New Money diciptakan baru berbentuk plafon kredit. Setiap Kenaikan plafon kredit akan menambah suplai uang akibatnya sekarang uang baru kredit bank jumlah nya 30 kali lipat uang tunai.
Oleh karena suplai uang terus bertambah setiap saat maka nilai uang tunai menyusut dibandingkan dengan harga rumah. Misalnya 5 tahun lalu saya membeli rumah Rp500 juta setelah 5 tahun harga naik Jadi Rp1,5 miliar.
Kemana pergi nya nilai uang menyusut tersebut? Pergi berpindah kepada para pemilik tanah.
Oleh karena itu definisi kesenjangan ekonomi itu adalah perbedaan antara masyarakat tunai dengan yang memiliki akses dana kredit kepada bank. New money. Uang baru.
Efek Dari terus menerus diluncurkan kredit bank menambah suplai uang adalah :
1. Terjadi perbedaan cost of money, bunga bank. Antara pemilik kredit tanpa agunan (KTA), kartu kredit membayar bunga 10 kali lipat lebih tinggi daripada kredit dengan agunan.
2. Jadi selisih cost of money ini membedakan orang kaya dan miskin. Orang kaya memiliki akses Dana kredit bank. Bagaimana caranya langkah-langkah mendapatkan dana kredit bank?
Mayoritas UKM Indonesia tidak bisa mengakses bank. Kenapa? Karena esensi kredit bank adalah menalangi tagihan account receivable (AR). Bila misalnya ada kafe, atau bakery menjual cash, maka bank akan menolak pengajuan kredit. Toh perusahaan Anda sudah banyak cash.
Bagaimana cara mendapat kredit bank?
1. Penjualan Anda secara kredit
Pihak bank akan berperan bilamana penjualan anda kredit. Mengapa? Prinsip bank adalah mendanai perusahaan Anda. Ketika anda menjual kredit maka bank akan membantu cash flow Anda dengan kredit bank.
2. Mengelola kolateral atau jaminan
Banyak orang menganggap bahwa collateral jaminan kredit adalah bank guarantee. Tidak. Ada creative collateral. Jaminan kredit bisa menggunakan
A. KTP
B. ijazah
C. Kartu BPJS
D. Akte nikah
E. SIM
Loh apakah dokumen ijazah memiliki nilai jaminan? Tidak ada nilai uang nya tetapi ada ikatan. Mengikat. Apakah anda rela menunggak Rp10 juta-Rp20 juta dengan resiko ijazah anda hilang? Tentu tidak.
Sekarang banyak pengendara Uber tidak membawa SIM asli Karena SIM ditahan pemilik Mobil. Oleh karena itu lumrah bilamana customer Anda SIM-nya ditahan dan menghubungi anda seolah-olah seperti pemilik kendaraan.
Di Amerika Serikat, ada 47 juta mahasiswa mendapatkan student loans pinjaman kredit mahasiswa. Dari situ ternyata hanya separo yang membayar, selebihnya macet. Akibatnya pemerintah mencabut SIM dari 20 juta mahasiswa, akhirnya mereka membayar.
Bandingkan bila ada bakery menjual tunai Rp1 juta per hari, dibandingkan dia titip jual kepada 20 stokis atau reseller, otomatis penjualan omzet nya naik 20 kali lipat, bukan. Otomatis bank mampu menyediakan kredit bank setara Rp600 juta.
Bandingkan antara pengusaha restaurant dengan pengusaha catering. Maka catering bisa mendapatkan Dana kredit bank.
3. Agunan Kredit
Ketika mengajukan kredit bank, mereka meminta agunan. Maka langkah-langkah selanjutnya adalah mendapatkan agunan. Bagi pengusaha yang sudah memiliki rumah maka sertifikat nya bisa dijadikan agunan. Tetapi mayoritas pengusaha memulai bisnis dengan agunan sertifikat rumah IMF alias Mertua atau Family.
Cara lainnya mendapatkan agunan adalah menjadi reseller grosir, disebut utang palawija. Beberapa pedagang memperoleh utang palawija beberapa ton beras atau gula. Secara kesinambungan kredit perdagangan ini digunakan untuk membeli assets agunan.
4. Langkah Mengawinkan Agunan dengan Bisnis
Ada contoh kasus lainnya. Ada agunan tanah senilai Rp 400 milyar tetapi ditolak bank Karena tidak memiliki usaha.
Bagaimana caranya solusi supaya tanah agunan tersebut bisa masuk ke bank? Caranya adalah dengan mengawinkan misalnya dengan developer.
Saat ini sebanyak 45% developer mengerjakan rumah bersubsidi Karena presiden jokowi ada program subsidi DP rumah dibayarkan negara. Oleh karena itu banyak developer baru berumur dibawah 5.tahun yang belum mendapatkan akses kepada bank.
Penulis
Ir Goenardjoadi Goenawan, MM
Motivator Uang.
Penulis buku seri "Money Intelligent" dan buku “New Money”
Untuk pertanyaan bisa diajukan lewat: [email protected]