Kabar24.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Kamis (22/2/2018) kembali menunjukkan dukungan untuk mempersenjatai beberapa guru dan anggota staf sekolah sebagai jawaban atas aksi penembakan di sekolah.
“Sekolah yang bebas senjata adalah magnet bagi orang jahat. Serangan akan berakhir!" kicau Trump dalam akun Twitternya, Kamis (22/2).
Dalam rangkaian tweet-nya, Trump memulai dengan kritik terhadap laporan media mengenai komentarnya yang menyuarakan dukungan untuk mempersenjatai guru untuk mengurangi serangan di sekolah.
"Jika seorang 'penembak sakit jiwa’ yang potensial tahu bahwa sebuah sekolah memiliki sejumlah besar guru berbakat dengan senjata (dan lainnya) yang akan langsung menembak, si sakit jiwa tidak akan pernah menyerang sekolah itu," kata Trump dalam satu tweet. "Pengecut tidak akan pergi ke sana, masalah selesai."
Tweet tersebut muncul sehari setelah presiden menyatakan keterbukaannya untuk mempersenjatai para guru guna mencegah serangan.
"Jika Anda memiliki seorang guru yang mahir dalam senjata api. mereka dapat mengakhiri serangan dengan sangat cepat. Dan kami akan mengkajinya, saya pikir banyak orang akan menentangnya, tapi banyak orang juga akan menyukainya," kata Trump saat sesi dengar pendapat dengan korban selamat dan anggota keluarga korban pembantaian di Connecticut, Colorado dan Florida, seperti dikutip CNBC.
Salah satu orang tua di acara tersebut, ayah seorang anak yang ditembak mati pada tahun 2012 di Sandy Hook Elementary School di Newtown, Connecticut, menolak gagasan untuk mempersenjatai guru, dengan mengatakan bahwa para pendidik sudah terlalu mengkawatirkan, melampaui potensi menggunakan kekuatan yang mematikan.
Kicauan presiden pada Kamis pagi muncul di tengah meningkatnya kecaman dari orang tua korban penembakan yang ingin memperketat undang-undang senjata api. Siswa dari Marjory Stoneman Douglas High School, Parkland, Florida, lokasi penembakan yang menewaskan 17 orang, memimpin sebuah demonstrasi besar pada hari Rabu di Capitol negara bagian Florida di Tallahassee, sementara murid-murid lain berdemonstrasi di luar Gedung Putih.
Trump, yang sejak pemilu 2016 lalu menjadi calon pro-senjata dengan dukungan dari National Rifle Association, telah memberi isyarat dukungan untuk ketentuan pengetatan undang-undang senjata api, termasuk dorongan untuk peraturan yang akan melarang ‘bump stock‘, yang pada dasarnya mengubah senjata semi otomatis menjadi senapan mesin.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada CNBC bahwa Trump terbuka untuk melarang semua senjata bagi orang-orang tertentu.
Trump juga mengatakan bahwa dia mendorong para pembuat kebijakan untuk melihat kemungkinan pemberian " senjata kepada "guru yang mahir dengan pengalaman pelatihan militer atau khusus - hanya yang terbaik."
Dalam rencana mempersenjatai guru, Trump mengatakan guru yang dipersenjatai tersebut akan dapat dengan segera menembak balik jika ada pelaku datang ke sekolah dengan niat buruk. Hal ini juga akan memberi sekolah aset jauh lebih banyak dengan biaya lebih rendah daripada harus mempekerjakan petugas keamanan.
Beberapa menit kemudian, Trump kembali men-tweet dukungannya terhadap rencana tersebut, dengan mengatakan bahwa polisi dan tim respon pertama membutuhkan waktu sekitar lima sampai delapan menit untuk sampai ke TKP penembakan.
"Guru yang sangat terlatih dan mahir akan segera menyelesaikan masalah sebelum polisi tiba," ungkap Trump di akun Twitternya.