Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah AS tengah mempertimbangkan sanksi baru bagi Rusia terkait keterlibatan negara Eropa Timur itu dalam Pemilu Presiden pada 2016 dan sejumlah serangan siber yang terjadi tahun lalu.
Baik Partai Republik maupun Partai Demokrat melancarkan kritik kepada Presiden AS Donald Trump karena tidak menghukum Moskow dan menilai dia terlalu lembek terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun, tidak dijelaskan lebih detil mengenai apa saja yang tercakup di dalam sanksi itu maupun kapan akan dijatuhkan.
Reuters melansir Kamis (22/2/2018), dalam sebuah pertemuan dengan wartawan, tiga pejabat senior pemerintah menyatakan proses penyusunan sanksi ini akan berjalan lambat karena alasan hukum.
Mereka mengungkapkan beberapa sanksi telah diberikan kepada dua perusahaan Rusia yang terlibat dalam upaya mengacaukan Pemilu Presiden AS pada 2016, yakni Concord Catering dan Concord Management and Consulting. Kedua perusahaan ini disebut mengontrol Internet Research Agency, sebuah kelompok yang memimpin upaya-upaya pengacauan tersebut.
Sanksi telah dijatuhkan pada Juni 2017 terkait konflik antara Rusia dan Ukraina.
Para pejabat tersebut juga mengatakan tengah dilakukan pemeriksaan mengenai potensi keterlibatan Rusia dalam Pemilu anggota Kongres AS pada November tahun ini.
Pekan lalu, Gedung Putih mengumumkan serangan NotPetya yang diluncurkan pada Juni 2017 oleh militer Rusia telah menyebabkan kerugian senilai miliaran dolar AS di benua Eropa, Asia, dan Amerika.