Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah akan meningkatkan kompetensi siswa sekolah menengah kejuruan di bidang geomatika yang berhubungan dengan survei dan pengukuran.
Upaya ini dilakukan dengan adanya kerja sama yang dilakukan melalui nota kesepahaman antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Direktur Pengukuran dan Pemetaan Dasar, Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan Kementerian ATR/BPN Agus Wahyudi Kushendratno mengatakan bahwa kurikulum SMK harus diubah untuk memenuhi kualifikasi sebagai asisten surveyor kadaster (ASK).
“Dalam waktu yang tidak terlalu lama, tenaga ASK segera dapat dipenuhi oleh lulusan SMK. Namun untuk kepentingan jangka panjang, kurikulum SMK harus selalu diperbarui dengan kebijakan dan teknologi geomatika yang baru,” ujarnya, seperti dikutip dari laman resmi Kemendikbud, Senin (19/2/2018).
Selain itu, langkah tersebut juga bisa menjanjikan jenjang karier di bidang survei dan pengukuran. Pasalnya, kebutuhan tenaga survei pertanahan di Indonesia mendesak. Apalagi, kebutuhan tenaga ASK di Tanah Air baru terpenuhi sekitar 60%.
M. Bakrun, Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud, berharap dengan adanya kerja sama ini, alumni SMK bisa bekerja secara profesional dan siap untuk turun dalam dunia usaha dan dunia kerja (DUDI). Alumni, sambungnya, bisa menjadi tuntutan untuk survei pertanahan.
Pasalnya, hingga saat ini masih ada kendala terkait dengan kurangnya tenaga pengajar bidang geomatika. Perguruan tinggi pendidikan itu pun tidak ada yang mencetak guru khusus untuk survei.
“Bahkan beberapa guru yang sekarang ini mengajar di jurusan geomatika ini dari teknik bangunan atau geodesi,” imbuh Bakrun.
Adapun, dalam nota kesepahaman ini kedua kementerian menyepakati beberapa hal, di antaranya yakni penyiapan tenaga ASK, peningkatan kompetensi bidang geomatika bagi tenaga pengajar, dan pengembangan kurikulum terkait dengan bidang geomatika.
Sementara itu, penyesuaian serta pengembangan kurikulum SMK akan dilaksanakan hingga penyusunan modul-modul pembelajaran. Dengan demikian, kemampuan para siswa SMK yang dipersyaratkan sebagai tenaga ASK dapat dipenuhi.