Kabar24.com, JAKARTA - Dua pelawak asal Jawa Timur dari grup Guyon Maton, Cak Percil dan Cak Yudho, menjalani sidang pembacaan dakwaan di Pengadilan Shatin, Hong Kong, pada Selasa (6/2/2018).
Keduanya didakwa telah melanggar UU Imigrasi Hong Kong dengan tampil melawak di sebuah acara dan menerima bayaran dengan hanya berbekal visa turis.
"Terkait dengan kasus tersebut, pihak Imigrasi Hong Kong secara nyata telah menemukan bukti permulaan yang cukup bahwa telah terjadi pelanggaran izin tinggal ataupun penyalahgunaan visa turis. Hal tersebut terbukti dengan telah disidangkannya kasus tersebut di Pengadilan Shatin hari ini," kata Konsul Kejaksaan dari KJRI Hong Kong, Sri Kuncoro, sebagaimana dikutip BBC.com, Selasa (6/2).
Dua pelawak dari grup Guyon Maton itu digerebek saat baru akan memulai acara menghibur WNI pada Minggu (4/2/2018) di daerah Tsim Sha Tsui, Hong Kong.
UU Imigrasi Hong Kong melarang semua orang yang datang ke kota itu dengan visa turis untuk menjadi pembicara, penghibur, atau hadir di sebuah acara dengan menerima bayaran.
Jika orang itu datang ke sebuah acara dengan menerima bayaran, dia sebelumnya harus mengajukan visa hiburan ke Imigrasi Hong Kong, dan bukan hanya masuk ke kota itu dengan berbekal visa turis.
Untuk mendapatkan visa hiburan ini, yang bersangkutan harus memiliki organisasi sponsor atau penjamin yang berdomisili dan berizin resmi di Hong Kong, dan membayar biaya yang sama dengan biaya visa kerja.
Sementara, visa turis tidak mengharuskan adanya sponsor dan diberikan secara cuma-cuma selama 30 hari untuk semua WNI yang akan masuk melalui gerbang imigrasi di bandara atau pelabuhan Hong Kong.
Pelanggar UU Imigrasi Hong Kong terancam denda maksimal HK$50.000 (sekitar Rp87 juta) dan penjara paling lama 2 tahun.
"Oleh karena itu, KJRI berharap semoga ini jadi pelajaran bagi kita seluruh WNI di Hong Kong. Di samping itu KJRI mengimbau agar semua WNI/organisasi/komunitas Indonesia yang ada di Hong Kong untuk dapat menjadi tamu yang baik dan taat dengan hukum serta aturan yang berlaku di Hong Kong," kata Sri Kuncoro.
Kasus serupa sebelumnya juga menimpa seorang WNI. Usta Abdul Somad ditolak Imigrasi di Bandara Hong Kong untuk masuk dan membawakan tausiah pada akhir Desember 2017.
Baik Ustad Somad maupun Cak Percil dan Cak Yudho, sama-sama masuk ke Hong Kong dengan menggunakan visa turis sekalipun bertujuan tampil di sebuah acara dengan mendapatkan bayaran.