Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Program Padat Karya Diarahkan ke 1.000 Desa Rawan Stunting

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia Puan Maharani mengatakan 1.000 desa tersebut memiliki kerawanan masalah stunting sehingga program Padat Karya akan fokus ke kawasan tersebut.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (kiri) berbincang dengan Menteri Kesehatan Nila Moeloek (kanan) disela-sela konferensi pers Forum Merdeka Barat 9 terkait Pemberdayaan dan Keberpihakan untuk Mengatasi Ketimpangan di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (23/10)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (kiri) berbincang dengan Menteri Kesehatan Nila Moeloek (kanan) disela-sela konferensi pers Forum Merdeka Barat 9 terkait Pemberdayaan dan Keberpihakan untuk Mengatasi Ketimpangan di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (23/10)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah mengidentifikasi setidaknya 1.000 desa dalam 100 kabupaten sebagai prioritas Program Padat Karya.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia Puan Maharani mengatakan 1.000 desa tersebut memiliki kerawanan masalah stunting sehingga program Padat Karya akan fokus ke kawasan tersebut.

Nantinya, secara bertahap pemerintah akan memperluas ke desa-desa lainnya.

"Laporan yang saya terima per 25 Januari 2018, kepada 10 Kabupaten lokasi prioritas, Dana Desa sudah disalurkan dari rekening pemerintah pusat ke rekening kabupaten," ungkap Menko PMK dalam keterang resmi, dikutip Jumat (2/2/2018).

Kebijakan pemerintah dalam pembangunan desa tahun ini diarahkan untuk melaksanakan kegiatan padat karya.

Kegiatan Padat Karya berupa kegiatan pembangunan yang diselenggarakan di desa, dengan mengutamakan pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja lokal desa, dan teknologi lokal.

"Sebanyak 30% anggaran dana desa dialokasikan untuk program padat karya. Sebagian besar harus menggunakan tenaga manusia. Masyarakat harus bergotong royong membangun desanya," ungkap Puan.

Secara khusus Puan menjelaskan pentingnya sinergi untuk menanggulangi stunting.

Permasalahan stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis.

Masalah stunting disebabkan kurangnya asupan gizi selama 1.000 hari pertama kehidupan (bayi dalam kandungan Ibu) dan pola hidup sehat.

Kondisi stunting dalam jangka panjang menyebabkan penderita tidak dapat mengembangkan potensi dirinya.

Penanggulangan masalah stunting juga perlu ditopang infrastruktur dasar kesehatan seperti ketersediaan air bersih dan sanitasi.

"Untuk itu, di desa-desa harus tersedia sarana air bersih dan sanitasi. Padat karya juga bisa dimanfaatkan untuk pembangunan pos kesehatan, pengerasan jalan, sekolah atau sarana ibadah," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper