Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anggaran Pendidikan Rp444,1 Triliun, Muhadjir: Awas Kalau sampai Bocor!

Pengelola Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diminta untuk tidak main-main dengan anggaran pendidikan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menjawab pertanyaan anggota Komisi X DPR dalam rapat kerja di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (13/6)./Antara-Puspa Perwitasari
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menjawab pertanyaan anggota Komisi X DPR dalam rapat kerja di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (13/6)./Antara-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – Pengelola Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diminta untuk tidak main-main dengan anggaran pendidikan.

Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dalam rapat koordinasi dengan sekitar 800 peserta, pengelola keuangan di Kementeriannya. Dia meminta agar praktik kebocoran anggaran terus dihindari.

“Saya minta tidak main-main dengan anggaran pendidikan ini. Tidak ada excuse atau maklum dalam hal kebocoran,” ujarnya, seperti dikutip dari laman resmi Kemendikbud hari ini Jumat (26/1/2018).

Tidak hanya itu, dia meminta agar pejabat Kemendikbud memastikan seluruh anggaran pendidikan tepat sasaran ke tujuan utama. Menurut Muhadjir, kementeriannya merupakan pusat dan sumber peradaban. Sehingga, kedispilinan menjalankan anggaran sangat krusial.

Seperti diketahui, anggaran pendidikan menjadi salah satu mandatory spending dalam APBN Indonesia, sebesar 20%. Dengan demikian, tidak mengherankan jika belanja ini terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada 2018, anggaran pos ini mencapai Rp444,1 triliun.

“Kalau ada di antara kita masih ada benih-benih kemungkaran untuk berbuat tidak tulus dan jujur dengan anggaran kita, saya harap sekarang juga taubatan nasuha, sebelum diazab oleh Tuhan,” imbuhnya.

Kendati demikian, pihaknya mengapresiasi semua pihak karena Kemendikbud telah meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 2016. Dia mengingatkan agar tidak cepat puas dengan hasil tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper