Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Orang Kaya di AS Berumur Lebih Panjang

Bisa hidup sampai umur 100 tahun telah menjadi mimpi para generasi muda. Terang saja, hal ini terlihat dari tren harapan hidup manusia yang kini semakin panjang.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Berdasarkan data Society of Actuaries, pada tahun lalu angka harapan hidup orang Amerika turun menjadi 65 tahun dalam 6 bulan terakhir.

Hal ini dipicu oleh masalah kesehatan masyarakat pada umur paruh baya yang semakin memburuk.

Dikutip dari Bloomberg, dalam studi tersebut terlihat adanya gap antara kalangan kaya dan miskin yang semakin lebar.

Orang-orang kaya di Amerika Serikat tidak hanya mendapat bonus umur panjang, tetapi juga dikaruniai keadaan finansial yang baik hingga usia senja tiba.

Riset yang ditulis kalangan ekonom dan ahli kebijakan kesehatan ini mencoba menguak berapa lama orang Amerika bisa bertahan hidup berdasarkan pendapatannya, terutama pada orang berumur 41 – 51 tahun yang berada pada pertengahan karirnya.

Hasilnya sangat mencolok. Pada 1980, seperlima pria berusia 50 tahun yang memiliki finansial baik dapat bertahan hidup lima tahun lebih lama dibanding kelompok yang berpendapatan rendah dengan umur sama.

Adapun pada 2010, gap ini melebar menjadi 12,7 tahun. Dengan kata lain, seperlima orang dengan pendapatan rendah berumur 50 tahun di Amerika bisa bertahan hidup hingga 76 tahun, atau enam bulan lebih sebentar dari generasi  sebelumnya.

Adapun orang kaya berumur 50 tahun bisa hidup sampai 89 tahun, atau tujuh tahun lebih lama dari generasi pendahulunya.

Perlu dicatat, studi ini merupakan data yang didapat dari laki-laki karena dinilai lebih valid ketimbang dari perempuan. Hal ini bisa saja karena terjadi perubahan yang mencolok pada finansial perempuan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada 30 tahun yang lalu, baik pensiunan berpendapatan tinggi maupun rendah dapat mengharapkan dana pensiun yang sama.

Namun, kini perhitungannya justru berubah secara dramatis. Seiring orang kaya yang hidup lebih lama, mereka bisa mengumpulkan dana pensiun sebanyak-banyaknya, ketimbang orang yang berpendapatan rendah.

Pada 1980, orang berpendapatan tinggi yang hendak pensiun bisa mengumpulkan US$103.000 lebih banyak dibanding kalangan berpendapatan rendah. 30 tahun kemudian, gapnya bisa mencapai US$173.000.

“Hasil ini menunjukkan bahwa program tabungan dana pensiun menjadi tidak begitu progresif dari tahun ke tahun akibat adanya perluasan gap pada angka harapan hidup,” kata penulis dalam risetnya.

Ada beberapa teori yang berupaya mengungkap gap antara si kaya dan si miskin ini. Beberapa di antaranya adalah faktor kekerasan, obesitas, dan bunuh diri.

Ada juga yang berpikir bahwa ketimpangan ekonomi dan biaya kesehatan yang semakin tinggi.

Rentang hidup yang Anda harapkan jelas menjadi faktor mendasar guna merencanakan dan menabung untuk masa pensiun.

Semakin lama Anda hidup, jaminan sosial dapat berperan sebagai jaring pengaman untuk melengkapi tabungan Anda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper