Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS Catat Inflasi Sumbar 2017 Hanya 2,03%

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat mencatatkan inflasi daerah itu mencapai 2,03% sepanjang 2017 atau lebih rendah dari inflasi nasional yang mencapai 3,61%.
Ilustrasi-Danau Singkarak di Sumatra Barat./Antara-Iggoy El Fitra
Ilustrasi-Danau Singkarak di Sumatra Barat./Antara-Iggoy El Fitra

Kabar24.com, PADANG—Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat mencatatkan inflasi daerah itu mencapai 2,03% sepanjang 2017 atau lebih rendah dari inflasi nasional yang mencapai 3,61%.

Kepala BPS Sumbar Sukardi menyebutkan inflasi daerah itu cenderung stabil dan terkendali, terutama dari pergerakan harga kelompok volatile food atau komoditi yang rentan mengalami gejolak harga.

“Tahun lalu cenderung stabil, dengan dua kota, yakni Padang dan Bukittinggi masing-masing inflasi 2,11% dan 1,37%,” katanya, Selasa (2/1/2018).

Dia mengatakan kelompok bahan makanan berkontribusi menghambat laju inflasi Sumbar, terutama didorong dengan turunnya harga komoditas pokok, cabai merah, beras, dan bawang merah.

Sukardi menjelaskan kelompok bahan makanan mengalami minus 4,56% di Kota Padang dan minus 1,89% di Bukittinggi, sehingga ikut berkontribusi menghambat laju inflasi daerah itu.

Beberapa komoditas, seperti cabai merah misalnya berkontribusi menghambat inflasi dengan minus 1,35%. Cabai merah mengalami penurunan harga 30,79% sepanjang tahun ini.

Kemudian beras berkontribusi menghambat inflasi 0,19% dengan penurunan harga 3,37%, bawang merah berkontribusi 0,15% dengan penurunan harga 13,05%, dan bawang putih berkontribusi 0,07% dengan penurunan harga 42,39%.

Begitu juga di Bukittinggi, cabai merah turun 19,01%, beras turun 4,97%, bawang merah turun 22,38% dan cabai hijau turun 30,13%.

Sementara itu, kelompok lainnya justru berkontribusi menyebabkan inflasi. Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar berkontribusi masing-masing 7,18% di Padang dan 3,02% di Bukittinggi.

Begitu juga kelompok lainnya, untuk di Padang, kelompok makanan jadi minuman, rokok, dan tembakau inflasi 3,79%, kelompok sandang 4,04%, kelompok kesehatan 5,23%, kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga 4,61% dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 3,03%.

Di Bukittinggi, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1,24%, sandang 3,14%, kesehatan 2,67%, pendidikan, rekreasi dan olahraga 5,46%, dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,92%.

Endy Dwi Tjahjono, Kepala Bank Indonesia Sumbar mengatakan laju inflasi Sumbar sepanjang 2017 relatif stabil dan terkendali.

“Untuk 2017, inflasi Sumbar cukup stabil dan terkendali dengan angka 2,03%, didorong berhasilnya TPID menekan pergerakan harga komoditas pokok yang rentan bergejolak,” katanya.

Dia memperkirakan inflasi Sumbar tahun ini berada di kisaran 3,1% - 3,6% didorong peningkatan pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat. BI meyakini laju inflasi bakal tetap moderat dan terkendali.

Meski begitu, dia mengingatkan potensi kenaikan harga minya dunia yang akan ditransmisikan ke BBM domestik, sehingga memberikan tekanan pada kelompok volatile food yang rentan mengalami gejolak harga.

Termasuk perubahan iklim dan cuaca ektrem yang berpotensi mengganggu musim panen dan menghambat jalur distribusi pasokan komoditi pokok.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper