Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Pemilu Serentak, Konflik Politik Bisa Kembali Membesar

Dalam dua tahun ke depan, Indonesia dihadapkan pada tahun politik yang dinilai akan menyajikan kembali dua kekuatan politik besar seperti pemilu presiden 2014. Potensi konflik politik pun diperkirakan akan kembali membesar.
Ilustrasi : Warga menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 08, Kelurahan Kuningan Timur, Jakarta, Rabu (19/4)./JIBI-Dwi Prasetya
Ilustrasi : Warga menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 08, Kelurahan Kuningan Timur, Jakarta, Rabu (19/4)./JIBI-Dwi Prasetya

Kabar24.com, JAKARTA—Dalam dua tahun ke depan, Indonesia dihadapkan pada tahun politik yang dinilai akan menyajikan kembali dua kekuatan politik besar seperti pemilu presiden 2014. Potensi konflik politik pun diperkirakan akan kembali membesar.

Pengamat politik dari Esposit Strategic Arif Susanto mengatakan peluang konflik akan membesar jika elite politik tidak puas dengan power sharing. Hal itu bahkan menurutnya sudah mewarnai dinamika politik Tanah Air dalam kurun 3 tahun terakhir.

“Yang terjadi tiga tahun terakhir adalah ketidakpuasan elite atas power sharing. Kita juga lihat Prabowo yang disebut sebagai pesaing Joko Widodo terus menerus memainkan politik yang tidak cukup elegan begitu juga dengan SBY karena mereka tidak puas dengan power sharing,” ujarnya, Selasa (26/12/2017).

Di sisi lain, kata dia, power sharing mengakibatkan kualitas demokrasi menjadi buruk. Oleh karena itu, pemilu presiden 2019 adalah momentum membuat demokrasi di Indonesia terkonsolidasi atau kembali seperti sebelumnya.

“Elite politik yang punya kekuasaan untuk menjawab ini,” ujarnya.

Dia pun menyebut, konflik politik bisa membesar jika tidak ada kepuasan dalam pembangunan khususnya ekonomi. Ekonomi memang dalam tiga tahun terakhir cenderung stabil, tapi dinilai ada kesenjangan besar.

Pertumbuhan ekonomi tidak diikuti dengan distribusi yang merata. Secara umum, pembangunan infrastruktur baru terlihat dampaknya pada level menengah hingga jangka panjang. Konflik pun bisa membesar jika pemerintah dianggap gagal dalam penegakan hukum, HAM, dan wacana antikorupsi.

Selain itu, kondisi tersebut bisa menjadi lebih buruk jika tidak ada institusi sosial di luar politik yang mampu memodernisasi politik.

Untuk itu, lanjut dia, pemerintah harus bisa menumbuhkan ekonomi melampaui tatanan moderat dan mendistribusikannya secara merata. Hal itu harus dibarengi pula dengan pencegahan politisasi birokrasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper